pendahuluan

Assalamualaikum. Wr. Wb
Seperti namanya blog ini akan menampilkan beberapa fanfic Naruto terbaik *menurut saya* secara copas oleh karena itu anda tidak perlu kaget bahwa isi blog ini pernah anda lihat ditempat lain. Sekian dari saya Terimakasih.
enjoy my blog :D

Sabtu, 15 Desember 2012

HalfGod : Rise of Kumagawa Clan Chapter 2


A/N: Fic ini dibuat oleh Kuzumi Raito dengan pairing NaruxfemHaku semoga kalian suka ;D 
Rise of Kumagawa Clan
NARUTO © Masashi Kishimoto
Genre: Adventure
Rated: T

Summary: Apa yang terjadi bila saat Naruto hampir mati dia di selamatkan seseorang, bukan seseorang yang biasa melainkan The God Of Destruction himself ! Strong!
Warning: Naruto, Godlike!Naruto in Night, God!OC, Pair NaruxFemHaku.

"Good Enough" Talking
'Good Enough' Thinking
"Good Enough" God/Bijuu/Naruto Half-God Form Talking
'Good Enough' God/Bijuu/Naruto Half-God Form Thinking
"Good Enough" Summon Talking
'Good Enough' Summon Thinking

.:Chapter 2:.
-After 9 year-
Nami no Kuni
Malam yang tenang untuk Nami no Kuni, namun tidak untuk Momochi Haku.
Saat ini Momochi Haku sedang berusaha melarikan diri dari beberapa Hunter nin yang dikirim oleh Yondaime Mizukage, Yagura.
Sejak dimulai nya Civil War di Kirigakure No Sato dan setelah beberapa 'kecelakaan' dengan ayah asli nya, Haku pun dibawa oleh Momochi Zabuza, salah satu dari Seven Swordsman of Mist, keluar dari Kirigakure dengan tujuan untuk mencari modal untuk menggulingkan Yondaime Mizukage. Berkat itu tidak jarang mereka dikejar oleh Hunter Nin Kiri, 'NAMUN TIDAK PERNAH SEBANYAK INI !' Teriak Haku dalam otak nya.
Di belakang nya terlihat Hunter Nin yang berjumlah sekitar 40 orang mengejar Haku dengan cepat, lambat namun pasti mereka pun mampu memperkecil jarak antara mereka dan Haku, dengan sedikit panik Haku pun menambah Chakra di kaki nya dan mulai menambah kecepatan nya melompati dahan-dahan pohon. Namun dia malah tersandung salah satu dahan pohon dan terjatuh ke atas tanah dengan keras. Haku pun berusaha bangun namun sedetik kemudian dia sudah dikepung oleh seluruh Hunter Nin.
"Seperti nya Bloodline freak satu ini sudah tidak bisa kemana-mana eh.." ucap salah satu Hunter Nin yang merupakan Pemimpin dari Hunter Nin tersebut.
"Hyoto-"
SCRATCH
Sebelum Haku meluncurkan Jutsu nya, sebuah Kunai sudah menancap dengan dalam di salah satu lengan tangan nya dan membuat nya kembali terjatuh dan sebelum dia berusaha bangkit kembali, beberapa Kunai kembali menancap di tubuh nya.
Pemimpun Hunter Nin tersebut maju mendekati Haku dengan sebuah katana di tangan kanan nya siap untuk memenggal kepala Wanita Hyoton user tersebut, dengan satu gerakan pun pemimpin Hunter Nin tersebut mengangkat Katana nya dan mengayunkan nya. Haku hanya bisa memejamkan kedua mata nya menunggu kematian.
'Maafkan aku Tou-san..'
BLAAAAAAAARRRRRRR !
Sebuah ledakan besar terdengar di kuping Haku, dia pun membuka mata nya dan mendapati sebuah celah dalam dan lebar di depan nya, tempat berdiri nya Pemimpin Hunter Nin tadi. Seluruh sisa Hunter Nin hanya bisa berdiri membeku melihat apa yang barusan terjadi, yang membuat Pimpinan mereka menghilang tanpa bekas sedikitpun.
"Hey hey, mengeroyoki perempuan bukan tindakan yang baik loh.." ucap seseorang dari kanan mereka.
Para Hunter Nin dan Haku pun segera melihat sumber suara tersebut, mereka melihat seorang pria dengan tinggi sekitar 180 cm. model dan warna rambut nya sedikit unik karena memanjang kebelakang dan berwarna Pirang dan sedikit warna hitam di pinggir nya, ia mengenakan Kimono dan membiarkan bagian dada nya terbuka, memperlihatkan dada yang sudah terbentuk dengan baik dan membuat pipi Haku menjadi merah melihat nya. mata nya tajam dan berwarna biru, ekspresi muka benar-benar tenang, di tangan kanan nya terdapar sebuah Katana panjang berwarna hitam gelap.
"SIAPA KAU ?" teriak salah satu Hunter Nin dan melompat maju ke arah pria tersebut dengan sebuah katana di tangan nya, Hunter Nin tersebut pun mengayunkan katanya secara horizontal dan membelah pria tersebut, darah pun keluar banyak dari kedua bagian tubuh pria aneh tersebut.
Haku hanya bisa membelalakan mata nya melihat 'penyelamat' nya mati dengan cara mengenaskan, sedangkan para Hunter Nin bingung, serangan tersebut gampang dihindari atau di tahan, namun kenapa pria tersebut hanya diam dan tidak melakukan apa-apa ? setelah mengecek itu adalah bukan Genjutsu, mereka pun hanya tertawa.
"Tsk, berlagak kuat namun kalah hanya dengan satu serangan.." ucap Hunter Nin yang 'membunuh' pria tersebut, ia pun kembali menyarungkan kembali kata nya dan berjalan balik ke arah teman setim nya untuk menuntaskan Misi mereka.
"aw.. itu sangat sakit kau tahu ?"
Suara tersebut menghentikan langkah Hunter Nin tersebut dan membeku di tempat, sedangkan para Hunter Nin dan Haku tidak percaya apa yang mereka lihat, di belakang Hunter Nin tersebut berdiri pria yang harus nya sudah 'mati' tanpa luka sedikit pun !
"Bagaimana bisa ?" tanya salah satu Hunter Nin tidak percaya dan takut.
"Semua Ninja punya rahasia masing-masing bukan ?" Jawab pria tersebut seraya tersenyum, ia pun menyarungkan Katana hitam nya namun tetap gagang nya ia pegang, ia pun seakan-akan bersiap untuk menyerang.
Semua Hunter Nin tersebut maju menyerang pria aneh tersebut, mereka sedang melakukan beberapa handseal dan bersiap meluncurkan Jutsu mereka kepada pria tersebut, Namun..
"Kenjutsu : Dragon Roar" ucap pria tersebut lalu mengeluarkan dan mengayunkan Katana nya. sebuah bayangan Naga besar terpampang jelas di belakang nya.

Momochi Zabuza, salah satu member dari Seven Swordsman of Mist, dikenal di dunia Shinobi dengan nama 'Demon of The Mist' akibat selalu membunuh target nya dari dalam Jutsu kabut nya. Shinobi yang telah membunuh ratusan Shinobi dan penduduk tanpa merasa bersalah.
Namun sekarang nampak di wajah nya emosi khawatir, dia telah berlari menempuh hutan selama 30 menit untuk mencari putri angkat nya, Momochi Haku. gadis yang ia selamatkan dari Civil War Kirigakure. namun tanpa ia sangka para Hunter Nin tersebut mampu membuat mereka berdua terpisah. Zabuza mampu melawan semua Hunter Nin tersebut, namun ia tidak yakin dengan Haku, walau Haku bisa di bilang Low Jounin-Level, namun tetap saja dia tidak bisa melawan 40 Hunter Nin sekaligus !
Zabuza pun melompati dahan pohon dengan kecepatan yang sangat cepat bahkan ia sendiri tidak tahu kenapa dia bisa berlari dengan kecepatan seperti ini, mungkin benar kata orang 'Perasaan ingin melindungi seseorang yang berharga mampu memberi mu Kekuatan baru'
!
Tidak jauh di depan nya terlihat sebuah ledakan yang besar dan panjang, dengan panik ia pun menambah kecepatan nya menuju ke arah ledakan tersebut.
'Semoga kau tidak apa-apa Haku..'

Haku sama sekali tidak mempercayai apa yang dilihat oleh kedua mata nya, ia hampir percaya bahwa ia dalam sebuah Genjutsu kuat.
Ia melihat Jutsu pria aneh tersebut mampu melenyapkan seluruh Hunter Nin tersebut sekaligus, catat.. SELURUH ! dan meninggalkan sebuah sungai 'buatan' yang dalam, lebar dan panjang (AN : Sama seperti saat Four-Tail Naruto menembakan Bijuudama ke Orochimaru), dia bahkan tidak melihat ujung 'sungai' tersebut.
"Wow.. dan itu adalah salah satu Mid-Tier Jutsu ku, seperti nya aku harus berhati-hati memilih Jutsu dalam form ini.." ucap pria tersebut dan menyarungkan kembali kata nya.
Kalimat tersebut benar-benar butuh waktu yang sedikit lama untuk di cerna oleh otak Haku. 'MID-TIER ? JUTSU YANG MAMPU MEMBUAT KERUSAKAN SEPERTI INI HANYA MID-TIER ? FOR KAMI SAKE ! SEKUAT APA ORANG INI ?'
"Kau tidak apa-apa, lady?" tanya pria tersebut dan mendekati Haku.
"Tidak, aku tidak apa-apa, hanya beberapa Kunai yang menancap dalam di tubuh ku.." jawab Haku dengan ini buta atau apa ? tidak melihat beberapa Kunai yang menancap di tubuh ku ?
"Oh, hahaha, maaf aku tidak melihat tersebut, biar aku yang menyembuhkan mu.." ucap Pria tersebut dan mulai mengeluarkan Kunai tersebut dengan pelan agar Haku tidak terlalu merasakan sakit, Haku hanya bisa menahan sakit saat satu-persatu Kunai tersebut itu meninggalkan Tubuh nya, saat pria itu selesai mencabut semua Kunai tersebut, ia pun mengangkat kanan nya di atas tubuh Haku.
"Erase..."
Aura hitam muncul dari tangan laki-laki tersebut dan menyelimuti badan mungil Haku, dalam sekejap semua bekas luka dan bahkan pakaian Haku langsung kembali seperti semula, tidak ada rasa sakit, darah atau apapun, pakaian Haku pun sama sekali tidak memiliki lubang yang di buat oleh beberapa Kunai tadi.
"Ba-Bagaimana bisa ?" tanya Haku tidak percaya, 'Aku sama sekali tidak merasakan Medic Chakra dalam jutsu tadi..'
"Well.. Im just that Awesome" Jawab pria itu dan tersenyum, dia pun berdiri dan membersihkan pakaian nya dari debu.
*!*
*TRANG*
Dalam waktu yang sangat singkat, pria tersebut mengeluarkan Katana milik nya dan menghentikan laju sebuah Zanbato yang akan membelah diri nya, pemegang Zanbato tersebut seorang pria dengan umur sekitar 20-an, mengenakan kaos tanpa lengan berwarna hitam dan celana khas shinobi berwarna hitam juga, dan perban membalut dari hidung sampai leher nya, mata nya terlihat tajam dan alis mata yang sangat tipis.. atau tidak ada sama sekali ? sebuah hitai-te dengan simbol Kirigakure terikat di dahi nya.
"Ah.. Zabuza Momochi.."
Zabuza hanya bisa terkejut melihat kecepatan pria tersebut mengeluarkan Katana milik nya dan menahan Kubikiribocho milik nya, Zabuza pun menarik pedang nya dan melompat ke belakang dan kembali bersiap-siap menyerang pria tersebut, namun entah kenapa dalam pikiran nya, walau sekuat apapun Zabuza, dia sama sekali tidak akan pernah menang melawan pria di depan nya tersebut.
Melihat sikap Zabuza yang akan kembali menyerang nya, pria tersebut pun memasang ancang-ancang nya, Katana nya kembali ia sarungkan namun gagang nya tetap ia pegang erat, dan lalu ia menyampingkan badan nya tanpa melepas pandangan nya kearah Zabuza, kaki kanan ia maju kan dan sedikit di tekukan dan kaki kiri nya ia mundurkan kebelakang.
Di mata Zabuza, ia dapat melihat bayangan seekor Naga besar berwarna hitam di belakang pria tersebut, Mata naga itu berwarna kuning ke-emasan dan naga itu memamerkan taring-taring nya yang besar dan tajam seakan siap menerkam Zabuza kapan pun. Sebagai salah satu member dari Seven Swordsman of Mist, Zabuza langsung menyadari ancang-ancang pria tersebut 'Dragon Style ? tapi Style itu sudah lama hilang !'
"JANGAN !"
Haku pun berdiri di antara mereka sambil menghadap ke arah pria tersebut, dan dia merentangkan kedua tangan nya lebar-lebar seakan siap jadi perisai untuk melindungi Zabuza. walau Haku berdiri tegar, dimatanya terlihat sangat jelas rasa takut.
"Hah.." Pria tersebut hanya bisa mengelah nafas dan melepaskan ancang-ancang nya, dia pun menatap ke arah Zabuza, "Seperti nya hanya sedikit salah paham eh, Zabuza ?"
"Dia adalah ayah ku.." Jawab Haku dengan suara yang sedikit gemetar.
"Oh ayah? kukira kau adalah murid nya" Ucap lelaki tersebut santai.
"Dulu nya, sekarang dia adalah putri angkat ku.." Jelas Zabuza dan berdiri di samping Haku, ia pun memegang kedua pundak Haku dan memutarkan badan nya agar Haku menatap nya, "Kau tidak apa-apa Haku ?" Tanya Zabuza dengan nada khawatir.
"Tidak.. aku tidak apa-apa, terima kasih pada orang itu yang menyelamatkan ku.."
Zabuza pun kembali menoleh ke arah pria tadi, dia pun membungkukan badan nya "Terima kasih, kalau kau tidak ada, mungkin putri ku sudah mati.."
"No Problem ~ lagi pula sudah kewajiban ku untuk menyelamatkan wanita secantik dia.." Jawab pria tersebut, dan membuat kedua pipi merah Haku memerah mendengar pujian tersebut dan juga membuat Zabuza sedikit marah mendengar seseorang berani mencoba menggoda putri kesayangan nya.
"Saat nya aku pergi.." lanjut pria tersebut dan bersiap meninggalkan tempat itu.
"Tapi aku belum tahu nama mu !" Ucap Haku penasaran.
Tanpa menghadap ke arah Haku, pria itu berkata "Naruto Uzumaki-Namikaze Kumagawa" dan pria tersebut menghilang di telan kegelapan hutan tersebut, namun Haku dan Zabuza melihat dengan samar-samar sembilan bayangan orang juga bergerak mengikuti pria bernama Naruto Uzumaki-Namikaze Kumagawa tersebut.
Dan entah kenapa, Haku dan Zabuza memikirkan suatu yang sama 'Aku berharap tidak menjadi musuh nya.'

Konohagakure No Sato. (Day Time)
Hokage's Room
Walau sudah 9 tahun sejak Naruto Uzumaki pergi meninggalkan desa untuk berlatih bersama Arch Kumagawa, orang yang mengaku adalah God of Destruction, Hiruzen Sarutobi, Sandaime Hokage of Konohagakure No Sato, tetap tidak berubah.. err mungkin hanya rambut nya yang memutih dan kulit nya yang mulai mengeriput, yang tidak berubah dari diri nya adalah.. Melawan musuh abadi nya, musuh utama dari seluruh Kage di Elemental Nation :.. Paperwork (again)
Dia pun membanting tangan kanan nya dan menghancurkan pulpen yang ia pegang untuk ke ribuan kali nya, dia pun menyandarkan badan tua nya ke kursi nya 'im too old for this shit, seandai nya Jiraiya atau Tsunade mau menjadi Godaime...'
Ia pun membuka laci meja nya, di dalam laci tersebut terlihat sebuah Seal yang sangat rumit dan mungkin hanya Fuuinjutsu Master yang mampu membuka nya. "Kai !" Seal tersebut mulai terbuka dan menampilkan... Icha Icha Paradise? sebelum ia mengambil Icha Icha tersebut, ia pun memasang Genjutsu yang sangat kuat agar para ANBU yang berjaga tidak melihat diri nya sedang membaca salah satu buku buatan murid nya itu.
Halaman demi halaman pun ia baca, dan setiap halaman pun ia tersenyum mesum dan tertawa kecil "Ah, Yuko-chan, kau nakal sekali.."
*Tok Tok*
Dalam kecepatan yang bahkan membuat Hiraishin No Jutsu menjadi lambat, Sarutobi langsung kembali meletakan kembali Icha Icha nya kedalam Seal di laci nya dan meng-cancel Genjutsu milik nya.
"Masuk !" ucap Hiruzen dengan sedikit teriak, marah karena waktu nya yang sedikit untuk membaca buku kesayangan nya terpotong.
Pintu ruangan nya pun terbuka dan menampilkan seorang perempuan "Maaf Hokage-Sama, seseorang ingin bertemu dengan mu.."
"Bawa dia masuk" perintah Hiruzen dan kembali mengerjakan paperwork nya yang 'tertunda' tadi.
"Hai, Sarutobi-Jiji ~" Ucap suara anak kecil.
Mendengar itu, sang Hokage menjadi sedikit marah karena 'tamu' nya sama sekali tidak menghormati posisi nya sebagai pemimpin tertinggi di Konohagakure No Sato
"Dengar yah anak kecil, aku tidak peduli siapapun diri mu atau siapa pun orang tua, kau berada di desa kekuasaan ku jadi kau harus memanggil ku Hokage-Sa..- Naruto ?" Ucap Hiruzen dan menjadi kaget setelah melihat siapa tamu nya.
Di depan nya berdiri seorang anak kecil berumur sekitar 13, rambut nya berwarna pirang dan jabrik kemana-kemana, warna mata nya biru cerah dan senyuman lebar terhias di bibir nya, yang membuat sang Sandaime Hokage langsung mengenal nya adalah ke enam whisker di kedua pipi nya, ia mengenakan jumpsuit yang berwarna orange cerah dan dimata Hiruzen jumpsuit itu berteriak 'IM HERE, AND KILL ME NOW', tinggi nya termasuk pendek untuk umur sekitar nya, sekitar 1 meter 47 cm.
"Naruto, My boy ~ sudah lama aku tidak melihat mu.. dan kupikir dia melatih mu menjadi Ninja ?" Ucap Hiruzen dengan sedikit nada kecewa di kalimat terakhir 'Damn you Kumagawa, kupikir kau melatih nya menjadi Ninja Sejati, mengapa ia sekarang menggunakan 'KILL ME' orange Jumpsuit !'
Naruto pun duduk di kursi dengan senyum lebar masih menghias bibir nya, "Aku ingin bicara sesuatu Jiji, bisa kah kau membuat ke enam ANBU dan dua ROOT ANBU keluar dari ruangan ini ?"
Dan ucapan itu membuat seluruh ANBU, ROOT, dan sang Hokage menjadi terkejut, seorang anak kecil berumur 13 tahun yang bahkan belum menjadi Genin sekalipun mampu mendeteksi dan mengetahui Jumlah ANBU di ruangan tersebut. namun yang membuat sang Hokage lebih terkejut adalah ada nya Root Ninja yang ia yakin telah ia bubar-paksakan beberapa tahun yang lalu.
'Root Ninja ? seperti nya Danzo ingin mencari masalah lagi dengan ku..'
Dengan satu gerakan tangan dari Hiruzen Sarutobi, semua ANBU dan kedua Root Ninja tersebut pergi meninggalkan ruangan tersebut. Naruto pun melakukan beberapa handseal.
"Fuuinjutsu : Sairento to Hogo Jutsu (Silent and Protection Technique)"
Ruangan tersebut bercahaya biru dan kemudian bercahaya hijau dan lalu kembali seperti semula.
"Jutsu apa itu Naruto ? aku tidak pernah mengetahui nya" ucap Hiruzen sedikit terkejut. Dia sang 'Professor' dan 'Kami no Shinobi' sama sekali tidak mengenal Jutsu yang baru digunakan oleh bocah berumur 13 tahun !
"Oh, itu Fuuinjutsu buatan ku sendiri, Seal ini membuat ruangan ini kedap suara dan dapat bertahan walau di serang A-Rank Ninjutsu sekali pun, aku sudah menempatkan Seal ini khusus Jiji, untuk mengaktifkan nya hanya cukup mengucapkan Kai dan untuk melepas nya cukup mengucapkan Kai lagi" Jelas Naruto dengan nada ceria.
'Dan aku berpikir tadi Arch sama sekali tidak mengajari nya, seperti nya aku salah'
"Jadi apa yang kau ingin bicara kan, Naruto ?" tanya Hiruzen dengan nada sedikit serius.
Dalam sekejap, wajah ceria Naruto langsung menjadi serius, tatapan mata nya langsung menjadi tajam "Jiji, Genin Exam masih beberapa bulan lagi kan ?" Ucap Naruto dengan nada yang sama sekali berbeda dengan sebelum nya, sekarang nada nya menjadi sangat dingin.
"Y-ya, lebih tepat nya 2 bulan lagi.." jawab Hiruzen sedikit gugup melihat perubahan drastis yang di lakukan Naruto.
"Bagus.. KAI !" Asap hitam pun menyelimuti badan kecil Naruto, dan lalu menampilkan Naruto dengan 'bentuk' yang sangat berbeda dengan tadi, rambut nya masih berwarna pirang namun dengan tambahan warna hitam di ujung nya, tinggi nya menjadi sekitar 1 meter 70 cm, mata nya tetap berwarna biru namun tatapan nya lebih tajam, ia mengenakan sebuah Kimono Hitam dengan bagian dada nya sedikit terbuka, di ujung bawah Kimono itu dihiasi dengan ornamen lidah api berwarna merah, di punggung nya terdapat sebuah kanji untuk 'Fear'.
Hiruzen Sarutobi hanya bisa menganga melihat perubahan Naruto di depan nya, "Na-Naruto ?"
"One and only Sarutobi-Jiji" jawab Naruto dengan nada dingin.
"Wujud ku yang pertama hanya merupakan sebuah 'topeng', agar semua orang mengira ku hanya seorang bocah yang bermulut besar dan unskilled.." Jelas Naruto tanpa menunggu pertanyaan Hiruzen.
"O-oh.."
"Jiji, sebelum Ujian Genin dimulai, aku ingin menjadi ANBU.." ucap Naruto.
"Tapi Naruto..-" Sebelum Hiruzen menyelesaikan kalimat nya, sebuah scroll di letakan oleh Naruto di atas meja nya.
"Itu adalah hasil latihan dan kemampuan ku setelah 9 tahun" Jelas Naruto.
Hiruzen pun hanya bisa mengangguk dan langsung membuka dan membaca isi Scroll tersebut, entah apa yang ia baca membuat wajah Hiruzen menjadi pucat melihat isi Scroll tersebut, mulut nya megap-megap seakan ikan yang kekurangan air, ia pun meletakan kembali scroll tersebut dan kembali menatap ke arah Naruto seakan tidak percaya.
"I-ni Be-nar ?" tanya Hiruzen.
Naruto pun menyeringai dan berkata dengan nada yang sangat dingin yang mampu membuat buluk kuduk Hiruzen berdiri
"Mau mencoba ?"
*Gulp*
"Tidak, terimakasih.." jawab Hiruzen, karena ia yakin, melawan Naruto yang sekarang hasil nya pasti seri atau dia kalah karena umur nya yang sudah tua.
"Dan tenang saja Jiji, aku.. tidak, lebih tepat nya Chi Bunshin (Blood Clone) ku akan masuk ke Academy, tentu saja dengan wujud ku yang sebelum nya, setelah Genin Exam selesai, aku akan menjadi Genin.. dan tentu saja aku ingin menjadi One Man Team, atau dengan seorang Jounin-sensei, aku hanya ingin menjadi sebagai tim 'pembantu' untuk tim Genin lain, saat waktu luang ku aku dapat mengerjakan ANBU Mission atau mungkin malah melatih para Genin."
Mendengar tersebut, Hiruzen langsung memikirkan keuntungan dan kerugian dari ide Naruto, 'tentu saja setelah melihat isi scroll sebelum nya, sangat di sayangkan bila menempatkan Naruto di tim Genin, namun dia akan jarang berinteraksi dengan anak seumur nya. tunggu, dengan dia ingin menjadi Tim 'Tambahan', setidak nya dia dapat berinteraksi dengan anak seumur nya... Baiklah'
"Baiklah Naruto, usul mu ku ijinkan" ucap Hiruzen
Mendengar itu, seringai di mulut Naruto menjadi tambah lebar. "Dan satu lagi Jiji.."
"Apa itu ?"
"Aku ingin membuat Clan baru.. Kumagawa Clan.."
"APA ? TAPI NARU-"
"Tenang saja Sarutobi-Jiji, aku tetap melanjutkan Uzumaki Clan dan Namikaze Family, sebelum kau bertanya.. aku mengetahui tentang orang tua ku saat berumur 4 tahun dan tentu saja.. tentang Kyuubi.."
Mendengar itu membuat Hiruzen Sarutobi sangat terkejut dan sedih, terkejut karena Naruto sudah mengetahui tentang orang tua dan Kyuubi saat berumur 4 tahun, dan sedih karena bukan diri nya lah yang memberitahu itu kepada anak yang sudah di anggap seperti cucu nya itu tersebut.
"Maaf Naruto.." ucap Hiruzen dengan nada sedih dan menundukan kepala nya.
"Aku tahu, ayah ku mempunyai banyak musuh di Iwagakure dan Kumogakure, dan untuk Kyuubi, kau tidak mungkin memberitahu ku saat masih berumur empat tahun.." Ucap Naruto dengan nada lembut.
sang Sandaime Hokage pun hanya bisa tersenyum melihat anak berambut pirang di depan nya. "Tapi untuk membuat sebuah Clan ada beberapa syarat.."
"Ya, aku tahu.. dan syarat yang paling penting adalah mempunyai kemampuan khusus atau Kekkei Genkai dan minimal punya 10 anggota bukan ?" tanya Naruto dan menyandarkan badan nya ke kursi.
Tanpa menunggu jawaban dari sang Hokage, Naruto pun mengadahkan telapak tangan kanan nya dan dalam sekejap sebuah Katana hitam, ia pun memegang gagang katana hitam tersebut. "Clan Kumagawa mempunyai Bloodline khusus, yaitu dapat membuat apapun dari udara kosong dan dapat di kendalikan oleh pikiran". Setelah mengucapkan itu, tiga pedang yang terdiri dari Katana, Ninjato, dan Zanbato mulai terbentuk dan melayang di atas Naruto.
"Kekkei Genkai ini kunamakan Sakusei (Create)" dengan satu jentikan jari Naruto, Semua pedang yang dibuat nya pun terurai menjadi debu hitam
Sarutobi Hiruzen hanya bisa melihat semua itu dengan mulut menganga lebar. 'Dengan Kekkei Genkai seperti itu, mereka sama sekali tidak membutuhkan Blacksmith.. dan dengan penggunaan yang tepat, mereka dapat menjadi Assasin yang baik..'
Mengetahui isi pikiran Hiruzen, senyuman di mulut Naruto pun semakin lebar "Dan bila aku mau, aku dapat membuat Kekkei Genkai lain tanpa efek samping"
Dan kali ini, rasa nya rahang bawah Sarutobi Hiruzen ingin lepas dan jatuh ke atas meja, "Bagaimana cara nya ?"
"Gampang, dengan Sakusei Level 5 ku, aku dapat memberikan Kekkei Genkai langsung ke dalam DNA mereka, tapi sayang nya hanya aku yang bisa mencapai Sakusei Level 5, kalau orang biasa, maksimal hanya sampai Sakusei Level 3 atau Level 4. Pelevelan ini di bedakan dengan cara melihat : Lama nya pembuatan, kualitas, jenis nya, mengendalikan nya dan sebanyak apa yang dapat mereka buat"
Hiruzen hanya bisa diam mendengar penjelasan Naruto 'Kekkei Genkai yang bisa membuat Kekkei Genkai lain ? oh damn GREAT ! kalau Danzo mendengar ini, dia pasti menyembah-nyembah di kaki Naruto untuk minta di buat kan Kekkei Genkai untuk Ninja nya..'
Menghiraukan apa yang dipikirkan sang Hokage, "Dan untuk Anggota..." Naruto pun menjentikan jari nya, dalam sekejap di belakang Naruto berdiri sembilan orang dengan menggunakan jubah panjang berwarna hitam dan mereka semua mengenakan tudung kepala sampai hampir menutupi setengah bagian wajah mereka, lalu mereka membuka tudung kepala mereka dan membuat sang Sandaime Hokage of Konohagakure no Sato menjatuhkan pipa rokok nya, dia memandang mereka dengan mata yang terbuka lebar dan juga mulut yang menganga lebar. dan hanya satu kalimat yang bisa keluar dari mulut nya.
"Oh My God..."

2 Jam kemudian (Sore)
5 Kilometer dari Konohagakure no Sato.
-Namikaze Compound-
Naruto dan ke-sembilan anggota Clan Kumagawa lain nya, sekarang berdiri di depan gerbang besar Namikaze Compound, di tengah-tengah nya terdapat sebuah Blood Seal yang memancarkan cahaya warna merah. Naruto pun menggigit jempol tangan kanan nya dan meneteskan darah nya ke Blood Seal tersebut, sekejap Blood Seal itu memancarkan cahaya warna kuning dan lalu redup, menandakan pintu gerbang tersebut bisa kembali dibuka.
Naruto pun membuka gerbang tersebut, dia melihat sebuah Rumah yang bisa di bilang besar dan bertingkat dua dengan gaya Tradisional, sebuah taman cantik berada tepat di belakang rumah tersebut.
Setelah memberi isyarat kepada ke-sembilan orang lain di belakang nya agar tidak mengikuti, Naruto pun melompat ke atas atap tertinggi rumah tersebut dan melihat keadaan sekitar Compound, dia melihat masih banyak lahan kosong di luar pagar Namikaze Compound tersebut, setelah puas melihat keadaan sekitar Naruto pun melompat kembali ke anggota nya.
"Bagaimana Naruto-kun ?" tanya seseorang dari mereka, suara nya terkesan.. emotionless
"Hanya cukup untuk 30 orang... kurang luas bila kita ingin memperbanyak anggota Clan.. Baiklah.." jawab Naruto dan meletakan kedua telapak tangan nya ke atas tanah, Aura hitam keluar dari kedua tangan Naruto dan memasuki tanah di bawah nya.
"Sakusei : Shiro (Create: Castle) !"
Dalam sekejap, sebuah pagar tinggi muncul dari dalam tanah, tinggi nya melebihi tinggi pagar Namikaze di balik nya dan Kanji untuk kata 'Fear' pun terpampang jelas di dinding pagar tersebut, pagar tersebut memanjang dan mengelilingi seluruh tanah kosong yang berada di sekitar lahan Namikaze Compound. Kemudian di tengah-tengah lahan kosong tersebut berdiri sebuah istana besar dengan gaya Jepang Tradisional, Istana itu kira-kira memiliki lantai sekitar 30 lantai dengan lebar lebih dari 100 meter (AN : Lebar segini di anggap kecil apa besar yah ?) di sekeliling Istana tersebut berdiri beberapa rumah kecil yang mengelilingi istana besar tersebut, semua nya memiliki warna dinding putih dan atap berwarna biru gelap. Namikaze Compound pun berada di dalam nya.
Setelah membuat semua tersebut, Naruto pun jatuh berlutut di atas tanah, nafas nya terasa berat dan keringat nya mengucur bagaikan hujan 'Damn, membuat sesuatu yang sebesar ini dalam Day Form ku benar-benar membuat ku kecapekan..'
"Kau tidak apa-apa, Naruto ?"
"Tidak, hanya sedikit lelah.. Sekarang tempat ini cukup untuk menampung 500 orang, di dalam nya terdapat beberapa Training Ground dan Dojo untuk berlatih.." Jelas Naruto dan mulai berdiri dengan agak susah payah. Setelah berdiri tegak, Naruto pun merentangkan kedua tangan nya ke udara, Aura hitam kembali muncul dari tangan nya.
"Fuuinjutsu : Sairento to Hogo Jutsu Level 2 (Silent and Protection Technique)"
Aura hitam tersebut pun melaju cepat ke udara dan membentuk Kubah besar mengelilingi istana besar tersebut, Setelah selesai membuat Kubah Pengaman, Naruto pun membuat beberapa handseal.
"Kurai shi no Kiri (Dark Death of Mist)"
Sebuah kabut hitam lebat mulai mengelilingi daerah tersebut, namun tidak untuk di dalam daerah istana.
Naruto pun membalikan badan nya dan menatap ke arah rekan-rekan nya, "Baiklah, sekarang kalian boleh memilih ruangan masing-masing"
"Hai" jawab mereka semua bersama-sama dan menghilang memasuki istana, terkecuali satu orang yang menatap lekat ke arah Naruto.
"Kau tidak apa-apa Naruto-kun ?" tanya nya, dari suara nya yang terkesan feminim dapat diketahui bahwa dia adalah seorang perempuan.
"Tidak, aku tidak apa-apa.." jawab Naruto, dia pun membuat sebuah Kunai di tangan kanan nya, lalu memotong sedikit pergelangan tangan nya dan mengalirkan darah nya ke atas tanah, setelah merasa cukup dalam sekejap luka di tangan nya menghilang tanpa bekas.
"Chi Bunshin (Blood Clone)"
Sebuah Clone yang sangat mirip dengan Naruto terbentuk dari darah tadi, tanpa menunggu perintah, Clone tersebut membentuk sebuah Handseal dan lalu berubah menjadi wujud samaran nya (Yang menggunakan Orange Jumpsuit).
"Ini kunci kamar apartemen mu dan beberapa Ryo, besok kau harus menghadiri Academy ok ?" perintah Naruto kepada Clone nya seraya memberikan sebuah kunci dan amplop berisi Ryo.
Clone tersebut hanya mengangguk dan kemudian melakukan shunshin, menuju ke apartemen nya. Setelah Blood Clone tersebut pergi, Naruto pun menghadap ke arah matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.
"Stage 1 Complete.." ucap nya dan lalu kembali menghadap kearah rekan nya yang belum memasuki Kumagawa Castle.
"Mari kita masuk.. Kaa-san" ucap Naruto dan tersenyum lembut.
Wanita di depan nya pun membuka tudung kepala nya, memperlihatkan rambut nya yang panjang dan berwarna merah, wajah nya yang cantik dan kulit nya yang sama sekali tidak mempunyai kecacatan sedikit pun, bola mata nya berwarna merah darah, namun yang membedakan nya dengan manusia adalah kedua telinga rubah yang berada di atas kepala nya dan sembilan ekor berbulu merah di belakang nya.
Ya, dia adalah Kyuubi no Kitsune, atau sekarang di kenal dengan nama Ami Uzumaki-Kumagawa, Ibu angkat Naruto Uzumaki-Namikaze Kumagawa.
"Baiklah, Sochi (Son)" Balas Ami tersenyum lembut kepada anak angkat nya.
Naruto pun menggandeng tangan Ami dan memasuki gerbang Kumagawa Compound.
Mulai detik ini, Sejarah baru tercatat di sejarah Konoha, Berdiri nya sebuah Clan yang akan membawa Konohagakure ke masa kejayaan nya atau mungkin ke masa kehancuran nya.
Kumagawa Clan
.:To Be Continue:.

HalfGod : Rise of Kumagawa Clan Chapter 1


A/N: Fic ini dibuat oleh Kuzumi Raito dengan pairing NaruxfemHaku semoga kalian suka ;D 
Rise of Kumagawa Clan
NARUTO © Masashi Kishimoto
Genre: Adventure
Rated: T

Summary: Apa yang terjadi bila saat Naruto hampir mati dia di selamatkan seseorang, bukan seseorang yang biasa melainkan The God Of Destruction himself !
Warning: Naruto, Godlike!Naruto in Night, God!OC, Pair NaruxFemHaku.

"Good Enough" Talking
'Good Enough' Thinking
"Good Enough" God/Bijuu/Naruto Half-God Form Talking
'Good Enough' God/Bijuu/Naruto Half-God Form Thinking
"Good Enough" Summon Talking
'Good Enough' Summon Thinking

.:Chapter 1:.
-Naruto Mindscape-
Beberapa tetes air dingin membuat Naruto membuka mata nya dan berusaha berdiri, dia menyadari bahwa dia berada di dalam sebuah lorong pembuangan air yang gelap dengan beberapa cahaya merah menyinari jalan.
'Oh Great.. pertama dikejar, lalu orang aneh datang, sekarang aku di dalam sebuah lorong pembuangan air. what next ? Kyuubi di dalam perut ku ?' sindir Naruto.
Dia pun melihat sebuah lorong lain di depan nya, namun dia dapat merasakan suatu aura yang.. err, aneh yang berasal dari dari lorong tersebut. Dengan modal berani dan sedikit nekat dia pun memasuki lorong itu.
Apa yang ia lihat di depan nya sekarang sungguh di luar dugaan nya, sebuah kerangkeng besar dengan sebuah kertas bertuliskan 'Seal' berdiri gagah di depan nya.
"So.. sang 'Jailor' ku pun memutuskan menemui ku uh?"
terdengar suara menggelegar dari dalam kerangkeng besar tersebut, suara itu terkesan 'demonic' dan 'evil'. membuat Naruto sedikit ketakutan namun berusaha tetap mempertahankan emosi di wajah nya.
"Siapa kau?" tanya Naruto dengan sedikit ketakutan.
"Me ? Aku adalah Kyuubi No Yoko! Yokai(AN: Yokai means Demon) terkuat di dunia ini.." Balas Kyuubi bergerak mendekati kerangkeng tersebut sehingga Naruto dapat melihat seekor rubah, rubah yang SANGAT besar dengan ke-sembilan ekor nya berdiri gagah di belakang Kyuubi.
'Oh Great...'
"Kyuubi ? bukan nya Yondaime membunuh mu ?"
"No.. kau pikir mortal macam dia mampu membunuh ku? Tidak ! dia mengurungku kedalam diri mu!"
Jawaban dari Kyuubi membuat diri Naruto kaget dan shock, dia pun menundukan kepala nya dan terdiam. Kyuubi mengira Naruto sedang menangis atau well.. ekspresi biasa bila seseorang menemukan fakta bahwa seekor rubah, bukan rubah biasa melainkan sang Kyuubi No Kitsune tersegel di dalam diri nya.
"He... Haha...Hahahahahaha !"
Ok.. yang itu tidak biasa..
"Apa yang kau tertawakan gaki ?"
Naruto pun melihat ke arah Kyuubi dengan senyuman menghiasi bibir nya, dia pun melangkah mendekati kerangkeng itu tanpa rasa takut sedikit pun, seakan Bijuu terkuat di depan nya itu hanyalah seekor kucing yang tidak berdaya. Setelah dekat dengan kerangkeng tersebut dia pun mengelus pelan salah satu pilar kerangkeng tersebut.
"Naa ~ hanya saja aku menemukan fakta menarik.." ucap Naruto dengan senyuman masih menghiasi bibir nya dan menatap langsung mata Kyuubi.
Kyuubi pun menatap mata biru bocah berambut pirang tersebut dengan seringai di moncong nya yang besar.
"Jadi.. fakta apa yang kau dapat Gaki ?" jawab Kyuubi, mengharap mendapatkan jawaban menarik dari bocah yang berumur empat tahun di depan nya itu.
"Bahwa aku adalah anak dari Yondaime sendiri.."
Ok.. jawaban itu tidak diduga oleh Kyuubi.
Tanpa menunggu balasan dari Kyuubi, Naruto pun membuka mulut nya kembali "Tanggal kelahiran ku adalah 10 Oktober 4 tahun yang lalu.. dan hanya aku yang lahir tepat di mana kau menyerang dan hell.. bagaimana Yondaime tahu bahwa ada anak yang lahir di saat yang tepat ? dan seingat ku, Sarutobi-Jiji mengatakan aku lahir di luar dinding Konoha. jadi tidak mungkin aku lahir di rumah sakit, kemungkinan dia bertanya kepada dokter atau suster pun dicoret.. kesimpulan nya, dia memang tahu aku akan lahir.."
penjelasan itu membuat mulut Kyuubi menganga 'Wow.. hanya berumur 4 tahun bisa berpikir seperti itu ?'
"Dan salah satu faktor pendukung, Yondaime adalah seseorang yang tidak mau membebankan orang lain, jadi kemungkinan dia meminta salah satu bayi penduduk desa pun juga di coret, lagi pula siapa yang mau bayi nya di gunakan untuk menyegel yokai seperti mu? ok terkecuali Yondaime, tapi alasan nya masuk di akal, dia adalah Hokage dan sudah kewajiban nya untuk melindungi Konoha, bukan ?daaaaannn ~ sedikit sekali orang berambut pirang di Konoha, hanya sang Yondaime dan Yamanaka Clan yang mempunyai rambut pirang, namun kemungkinan aku adalah seorang Yamanaka sangat kecil" jelas Naruto panjang lebar dengan senyuman nya juga semakin melebar. "Jadi kemungkinan aku adalah anak Yondaime adalah sekitar 90%"
Sekali lagi Naruto membuat Kyuubi takjub pada diri nya.
'Beberapa saat yang lalu dia seperti dumbass, namun sekarang dia menjadi smartass, kalau saja rambut nya berwarna hitam aku yakin dia dari Clan Nara'
"Penjelasan yang menarik Naruto-kun.."
Suara lain terdengar di belakang Naruto, Naruto pun memalingkan wajah nya untuk melihat sumber suara tersebut.
betapa kaget diri nya bahwa dia mendapati Orang yang menyelamatkan nya tadi sekarang berdiri di depan nya dan melangkah mendekati diri nya. laki-laki itu masih menggunakan set Tuxedo berwarna putih dan sebuah katana bersinggah dengan gagah di pinggang kanan nya, rambut nya berwarna setengah kiri berwarna putih dan kanan berwarna hitam.
"Kau... yang menyelamatkan ku tadi ?" tanya Naruto pada laki-laki yang sudah berada di depan diri nya.
Laki-laki tersebut hanya tersenyum dan mengacak rambut pirang Naruto, dia pun berjalan melewati Naruto dan mendekati Kyuubi.
Yang mengejutkan adalah, sang Kyuubi, Bijuu terkuat di atas bumi yang mampu membuat bencana hanya dengan sedikit gerakan satu ekor nya. Sekarang di dapat sedang memberi hormat di depan laki-laki yang terlihat tidak lebih tua dari 20 tahun.
"Long Time no see Kyuu-chan." ucap Lelaki tersebut, walau suara nya juga menggelegar namun suara nya terkesan 'angelic' dan 'demonic' secara bersamaan.
"Arch-sama.."
Namun ada satu kata yang mengganjal di pikiran Naruto "-Chan ? JADI KYUUBI ADALAH PEREMPUAN ?" teriak Naruto tidak percaya.
Well.. normal, siapa yang dapat menyangka seekor rubah besar dan suara nya yang menggelegar adalah perempuan ?
Komen dari Naruto pun membuat Kyuubi sedikit terusik, beberapa cahaya putih pun mengelilingi tubuh nya. tubuh nya yang besar pun tiba-tiba mengecil dan membentuk tubuh seorang perempuan, cahaya tersebut pun menghilang dan menampilkan seorang perempuan dengan paras muka yang cantik menggunakan Kimono merah, rambut nya panjang dan berwarna merah.
"Kau puas ?" sindir Kyuubi pada Naruto, suara nya tidak se 'demonic' tadi dan sedikit merdu. tatapan nya yang tajam membuat Naruto benar-benar ketakutan..
"Ok.. puas"
'Mental Note : ..SESEORANG ! Khusus nya perempuan !'
Arch pun membalikan badan nya dan menatap ke arah Naruto dengan serius. "Jadi Naruto... apa yang kau lakukan bila kau mempunyai kekuatan yang dapat menghancurkan dunia ?"
'Uh ?'
"Apa Ma-"
"JAWAB NARUTO !"
teriakan itu pun membuat Naruto terdiam dan berpikir. 'kekuatan yang dapat menghancurkan dunia ?' pikiran nya pun terlintas kepada para penduduk desa yang telah mengusir nya, mengejar nya dan mau membunuh nya.. 'dengan kekuatan ini.. aku bisa membalaskan dendam ?' namun sekali pikiran terlintas di kepala nya.. orang-orang yang menyayangi nya, walau bisa di hitung dengan jari-jari nya.. Sarutobi-Jiji, Ayame-neechan, Teuchi-san, Inu-san, Weasel-san.. 'aku.. aku ingin melindungi mereka, aku melindungi orang-orang yang berharga untuk ku..'
"Aku akan melindungi orang-orang yang ku sayangi.." jawab Naruto dengan tatapan serius ke arah mata Arch.
Jawaban tersebut pun membuat Arch puas, dia pun tersenyum "Bagus Naruto, dengan ini aku tidak ragu-ragu untuk memberikan setengah kekuatan ku pada mu.."
"Kekuatan ?"
"Yeah, power of God of Destruction himself" jawab Arch, tiba-tiba beberapa aura hitam keluar dari tubuh Arch dan mendekati Naruto, Aura tersebut mengelilingi tubuh bocah berumur empat tahun tersebut.
'Aura ini.. terasa hangat..'
Tiba-tiba semua aura hitam itu serentak memasuki tubuh Naruto.
" !" Tubuh kecil Naruto terjatuh, seluruh badan nya terasa sakit seakan Kyuubi jatuh di atas nya, pandangan nya mulai melemah dan akhir nya menyerah kepada ketidaksadaran diri.
"Ops, aku lupa efek samping nya.." Ucap Arch santai dan menggendong Naruto dan bersiap meninggalkan Lorong pembuangan air tersebut.
"Arch-sama, apa tidak berbahaya memberikan dia kekuatan mu ?" tanya Kyuubi yang sedari tadi hanya diam. Ucapan itu pun membuat langkah Arch terdiam dan memalingkan muka nya kepada Kyuubi dan tersenyum.
"Entahlah Kyuu-chan, aku bahkan tidak tahu kalau tindakan ku ini benar apa tidak.." Jawab Arch lalu kembali memandang wajah tenang Naruto di gendongan nya.
"Hanya takdir yang menentukan dia akan menjadi 'Saviour' atau 'Destroyer'.." lanjut Archdan menghilang dari pandangan Kyuubi.
Naruto's Apartement 20 minutes later.
"Ugh.." Eluh Naruto dan tersadar, seluruh badan nya sakit sekali seperti di tusuk jarum.dia pun mendapati diri nya sudah berada di kamar apartemen nya. 'Tadi hanya mimpi ?'
"Kau sudah bangun Naruto ?"
Naruto pun langsung menoleh kekanan dan mendapati Arch sedang duduk di kusen jendela sedang melihat keindahan bulan penuh di langit malam.
"Kau, jadi tadi bukan mimpi ?" tanya Naruto pada Arch, dan lalu menyadari ada sesuatu yang aneh pada diri nya. "Suara ku ?" Sekarang suara Naruto lebih besar dan menggema, tidak suara anak kecil seperti yang tadi. namun dia baru menyadari bahwa badan nya juga terasa lebih tinggi, dia pun segera berdiri dan melihat ke arah cermin yang berada di sebelah kasur nya.
Mata Naruto pun terbuka lebar melihat diri nya yang sekarang, sekarang dia menggunakan Kimono berwarna hitam dengan beberapa ornamen lidah api menjalar dari bawah, tinggi nya berubah drastis, dari 120 cm menjadi 183 cm, wajah nya mirip sekali dengan sang Yondaime kecuali dengan tambahan ke enam whisker nya, rambut nya memanjang ke belakang, warna nya pirang dengan beberapa warna hitam di pinggiran. mata nya masih berwarna biru namun pandangan nya terlihat lebih tajam.
"What the ?"
*Tap*
"Seperti nya Half-God form mu lumayan juga.." ucap Arch santai.
Naruto pun membalikan badan nya dan menghadap sang God of Destruction, terlihat di wajah nya emosi marah sangat terpancarkan. "Apa yang terjadi dengan tubuh ku ?" tanpa ia sadari ia mengeluarkan Killing Intent (KI) yang besar.
"Santai Naruto ~, itu hanya Half-God Form mu.." jawab Arch tanpa sama sekali terpengaruh dengan Killing Intent Naruto, kalau saja Arch adalah manusia biasa mungkin dia sudah terkapar pingsan merasakan Killing Intent tersebut, sayang nya dia bukan manusia biasa, lebih tepat nya dia memang bukan manusia..
"Half..God form ku ?"
"Yap, Half-god form mu, tenang saja kau akan kembali ke tubuh mu yang semula saat matahari terbit.." Jelas Arch serambi membaringkan diri nya ke kasur kecil Naruto.
"matahari terbit ?"
"Ah.. begini, karena aku memberikan hanya setengah dari kekuatan ku, jadi kau hanya bisa menggunakan Half-God Form mu dari matahari terbenam sampai matahari terbit"
"Kelebihan dari Half-God Form ini adalah kau dapat memanfaatkan secara maksimal kekuatan ku, God's Particle, kekuatan ini mampu membuat kau menggunakan skill Create, Erase dan Gather. Create adalah kekuatan dimana kau dapat menciptakan apa pun.. seperti ini" Arch pun menggerakan tangan kanan nya, sekejap seluruh ruangan itu terisi dengan berbagai macam senjata, mulai dari katana, ninja-to dan yang lain nya.
"Kalau kau pintar, kau bisa menggunakan Create untuk menyerang, sedangkan Erase adalah kebalikan dari Create, skill ini kau mampu menghapus apapun, catat.. APAPUN, termasuk kematian, jadi secara basic kau adalah Immortal Level 2, dimana kau masih bisa mati namun bisa kembali hidup lagi.." Jelas Arch dan kembali mengayunkan tangan kanan nya sehingga semua senjata tadi menghilang menjadi abu hitam.
"Aku.. Immortal ?" tanya Naruto tidak percaya, Immortal lah yang paling di inginkan oleh kebanyakan manusia, termasuk Orochimaru dan Madara Uchiha.
"Yap ~ namun kelebihan Immortal level 2, saat kau mati, kau bisa memilih untuk hidup kembali atau lanjut ke afterlife, namun kau masih bisa hidup kembali, tidak perduli kau sudah berapa lama mati.. nah dan Skill terakhir, Gather, well.. sebenar nya aku sendiri jarang menggunakan skill ini, tapi untuk ninja aku yakin ini akan berguna, coba kau konsentrasi dan ucap Gather : Konoha"
Naruto pun mengikuti perintah Arch, dia pun berusaha konsentrasi dan mengucap "Gather : Konoha" aura hitam pun muncul dari tubuh Naruto dan aura hitam itu menyebar keluar dari kamar Naruto dan sedetik kemudian aura itu kembali dan masuk kedalam tubuh Naruto.
"Konoha, memiliki penduduk sekitar 8500, dan shinobi sekitar 3200, dengan 50% genin, 30% chuunin dan 20% Jounin dan ANBU, Shinobi yang sedang menjaga gerbang barat sekitar 4 ANBU dan 5 Chuunin, gerbang timur 5 ANBU dan 2 Chuunin, gerbang selatan 4 ANBU dan 4 Chuunin, gerbang utara 6 ANBU dan 3 Chuunin... waw" jelas Naruto dengan jelas, dia sendiri tidak tahu mengapa ia tiba-tiba mengetahui informasi ini. tapi dia dapat menyimpulkan satu kesimpulan, Gather adalah skill untuk mendapatkan informasi sedetil mungkin dalam waktu singkat.
"Yap, Gather memang skill untuk mendapat informasi, berguna untuk ninja bukan ?" tanya Arch sambil meregangkan kedua tangan nya ke atas.
mendengar kan itu pun alis mata Naruto pun naik, 'Apakah dia mampu membaca pikiran ku ?'
"Aku memang bisa membaca pikiran mu Naruto, kau juga bisa, namun tidak berfungsi untuk ku.. nah itu lah kelebihan Half-God Form mu saat malam hari" Jawab Arch dan berjalan mengambil sekotak susu dari dalam kulkas untuk meminum nya, namun melihat tanggal kadaluarsa nya yang sudah lama sekali dia pun mengurungkan niat nya.
"Jadi, saat matahari terbit, kekuatan ku akan menghilang ?"
"Oh tidak Naruto, hanya saja kau hanya dapat menggunakan 5 % dari kekuatan mu, well.. cukup untuk menghapus kematian dan beberapa skill yang lain.. oh iya.." Arch pun berjalan ke arah Naruto dan mendekatkan kepala nya ke kuping Naruto dan membisikan "Soal orang tua mu, orang tua mu memang sang Yondaime, atau nama nya Minato Namikaze, tapi jangan bilang ke siapapun termasuk Sandaime.. namun saat kau jadi Genin, baru bilang pada nya.."
Ucapan Arch tidak terlalu mengejutkan Naruto, karena memang tadi Naruto sudah memikirkan tentang itu, Naruto pun hanya mengangguk pelan.Arch pun bergerak menjauhi Naruto dan mendekati Jendela kamar Naruto.
"Bagus, sekarang lebih baik kau istirahat, karena besok kau akan keluar dari desa ini untuk beberapa saat.." Ucap Arch dan bersiap untuk pergi melalui jendela tersebut
"Uh ?"
"Aku akan melatih mu untuk menggunakan kekuatan tersebut.. oia untuk kembali ke tubuh mu yang semula, ucapkan saja 'Change'.." Lanjut Arch dan menghilang meninggalkan beberapa aura hitam.
'Change'
kabut hitam pun menyelimuti tubuh Naruto, setelah beberapa saat kabut hitam tersebut dan memperlihatkan Naruto di tubuh berumur empat tahun nya, dia pun menaiki tempat tidur nya dan bersiap untuk tidur.
'Great...'
Hokage's Room
Sang 'Professor' atau lebih banyak di kenal dengan nama 'God of Shinobi', pemegang Summon Contract dengan Monkey Clan, Orang yang selamat walau pernah mengikuti ketiga Shinobi War, Sandaime Hokage of Konoha. Sarutobi Hiruzen, sekarang sedang bertarung hidup dan mati dengan musuh abadi nya... paperwork..
"Oh Great ! kenapa paperwork ini sama sekali tidak ada habis nyaaa ! Ku yakin salah satu alasan Minato menggunakan Shiki Fuuin hanya untuk menghindari ini !" ucap Hiruzen dan mencampakan beberapa kertas di depan nya 'Im too old for this shit'
"Seperti nya sedang sibuk sekali, orang tua ?"
Dengan reflek yang cepat, Hiruzen pun mengambil kunai dan melemparkan nya ke arah sumber suara yang berada di belakang nya, namun yang membuat nya kaget, Kunai itu hanya mengenai dinding dan tidak ada siapa-siapa di belakang nya.
"Aku di sini, Sandaime.."
Sarutobi Hiruzen pun kembali memutar kursi nya untuk mendapati bahwa seseorang sedang duduk di sebrang meja nya, laki-laki yang berumur sekitar 20 tahun dengan warna rambut yang unik, setengah hitam dan setengah putih, menggunakan setelan Tuxedo berwarna putih.
"Siapa diri mu ?" ucap Hiruzen dengan nada yang tajam.
"Jangan berpura-pura, kau pasti sudah tahu dengan melihat Kristal mu itu.." balas pria itu dengan santai.
Sang Sandaime Hokage memang sudah mengetahui siapa orang ini, orang yang menyelamatkan Naruto dan pengejar nya, Hiruzen juga terus mengamati dia saat dia membawa Naruto melalui Kristal milik nya. Yang membuat nya kaget adalah saat dia melihat perubahan Naruto dan percakapan mereka berdua saat di Apartemen Naruto.
"Apa yang kau mau ?" tanya Hiruzen dengan nada yang masih tajam dengan tambahan Killing Intent yang besar mengarah ke arah pria di depan nya tersebut, yang tak lain adalah Arch, God of Destruction.
Namun Arch sama sekali tidak terpengaruh dengan Killing Intent yang besar dari Kage di depan nya, dia tetap tersenyum namun mengeluarkan Killing Intent yang jauh lebih besar dari milik Hiruzen.
Beberapa ANBU yang bersembunyi di dalam ruangan itu pun jatuh pingsan karena tidak mampu menghadapi Killing Intent yang sangat besar tersebut, Hiruzen sendiri pun mendapati Killing Intent nya tersapu oleh Killing Intent Arch, Hiruzen pun susah bernapas dan badan nya berat seakan di timpa oleh gunung Hokage Monument.
'Killing Intent ini... terasa bukan berasal dari manusia..'
"Aku memang bukan manusia, orang tua.. aku adalah God of Destruction"
ucapan pria tersebut benar-benar mengejutkan Hiruzen, pertama : pria tersebut bisa membaca pikiran nya, kedua : pria tersebut mengaku bahwa dia adalah God Of Destruction, Hiruzen memang pernah membaca tentang God Of Destruction, namun informasi dari buku tersebut benar-benar sangat minim, buku tersebut hanya menjelaskan bahwa God Of Destruction lah yang bertugas menghancurkan dunia saat waktu dunia tersebut sudah habis.
"Keinginan ku hanya ingin kau memasukan namaku sebagai penduduk Konohagakure dan aku ingin mengadopsi Naruto Uzumaki.."
'What ? orang yang mengaku God of Destruction ingin mengadopsi Naruto ? tapi kenapa ?'
"Jangan banyak tanya. orang tua.. masukan saja nama ku ke dalam penduduk Konohagakure, Arch Kumagawa, dan berikan aku kertas adopsi Naruto, karena aku ingin membawa dia keluar dari desa ini untuk beberapa saat, sekali lagi jangan banyak tanya,, tenang saja aku hanya ingin melatih nya, kau pasti sudah melihat kekuatan baru Naruto bukan ?"
Hiruzen hanya bisa mengelah nafas, dia benar-benar tidak bisa berkutik di depan pria ini. dia pun memberikan dua kertas kepada Arch "Ini adalah kertas untuk pendaftaran sebagai warga Konohagakure dan yang ini adalah kertas adopsi Naruto.. kertas pendaftaran harus di isi selengkap nya, kau bisa mengembalikan nya besok pagi"
Dengan ayunan tangan Arch, kertas yang untuk pendaftaran warga Konohagakure dalam sekejap sudah terisi dengan informasi tentang diri nya, dan kertas adopsi Naruto pun muncul di tangan kanan nya. "Bagus, dan kalau kau mengkhawatirkan kesehatan mu, jangan beritahu Civillian Council dan penasehat mu atau kau pasti akan terkena serangan jantung.." dengan begitu, Arch langsung menghilang.. tidak menggunakan Shunsin.
Hiruzen pun menyandarkan punggung nya ke kursi nya, orang itu benar, Civillian Council dan penasehat nya pasti mengaum-ngaum kalau mendengar semua ini
'Im too old for this SHIT !'
.:To Be Continue:.

HalfGod : Rise of Kumagawa Clan Prologue



A/N: Fic ini dibuat oleh Kuzumi Raito dengan pairing NaruxfemHaku semoga kalian suka ;D 

Rise of Kumagawa Clan
NARUTO © Masashi Kishimoto
Genre: Adventure
Rated: T

Summary: Apa yang akan kau lakukan jika Tuhan memberimu kesempatan kedua dan mengembalikanmu ke masa lalu?
Warning: Naruto, Godlike!Naruto in Night, God!OC, Pair NaruxFemHaku,

"Good Enough" Talking
'Good Enough' Thinking
"Good Enough" God/Bijuu/Naruto Half-God Form Talking
'Good Enough' God/Bijuu/Naruto Half-God Form Thinking
"Good Enough" Summon Talking
'Good Enough' Summon Thinking

 .:Prologue:.
Somewhere
Terlihat dua figur sedang duduk di depan sebuah layar dengan tenang, namun sangat jelas emosi di wajah mereka memancarkan kemarahan dan kebencian.
"Bagaimana bisa mereka melakukan itu pada nya ? DIA MASIH BERUMUR 4 TAHUN" Ucap figur yang berada di sebelah kanan, seorang wanita yang berumur sekitar 20-an, Wajah nya terlihat cantik, Warna rambut dan mata nya berwarna hitam, sama seperti warna gothic dress nya.
"..Bila saja aku bisa turun, akan kubunuh mereka dan kupasang kepala mereka di Hell Gate !" Balas figur yang berada di sebelah kiri, wajah nya sangat mirip dengan wanita di sebelah nya, dengan hanya perbedaan adalah warna rambut, mata dan gothic dress nya berwarna Putih.
"Tetapi kau tidak bisa, Kami-Neesan, itu melanggar salah satu peraturan.." Ucap sang wanita berambut hitam kepada wanita berambut putih bernama Kami, Yeah.. Kami.. Salah satu Dewa yang mengatur semua kehidupan di dunia.
Kalimat itu membuat dia benar-benar kesal, Tapi suka apa tidak. Dia tidak bisa saja turun seenak nya ke Bumi hanya untuk membantu seorang anak kecil, dan itu membuat nya sangat sangat kesal..
"Kau benar Yami.." Jawab Kami kepada Yami, atau lebih di kenal di dunia Manusia dengan nama Shinigami. Dewa yang menentukan Kematian dan kemana para arwah manusia setelah mereka mati.
Mereka kembali terdiam, Mereka.. Dewa yang mampu mengatur semua kehidupan dan kematian di bumi, sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong anak kecil dari orang-orang bodoh yang sama sekali tidak bisa membedakan penjara dan penghuni nya ! Fuck With That Rules !
"Tapi Aku Bisa.."
Suara lain tiba-tiba terdengar dari belakang mereka, Kami dan Yami pun membalikan badan mereka untuk melihat sumber dari suara tersebut.
"Arch-Niisan.."
Di depan mereka berdiri seorang pria memakai Set Tuxedo berwarna putih, warna rambut nya setengah putih dan setengah hitam, mata nya berwarna kuning emas dan tajam layak nya dapat menembus baja sekalipun, di pinggang nya terdapat sebuah Katana panjang.
Dia adalah Arch, tertua di dalam keluarga dewa, Orang yang mampu menghancurkan dunia segampang sepertia dia bernapas, Dewa yang membuat Madara Uchiha sekalipun mengkerut ketakutan hanya mendengar nama nya.. Satu-satu nya Dewa yang tidak terikat dengan peraturan.. The God of Destruction.
Matanya terfokus ke layar di depan nya, dia dapat melihat seorang anak kecil mencoba melarikan diri dari kumpulan orang. Anak itu memiliki tiga whisker di masing-masing pipi nya dan rambut pirang, mata nya biru seperti laut..
Anak itu mencoba melarikan diri dari kumpulan orang yang terdiri dari wanita, pria dan beberapa Ninja yang mencoba membunuh anak itu dengan apapun di tangan mereka. Dari Kunai, pisau, shuriken dan... Buku yang sangat tebal ?
Arch pun mengeluarkan buku kecil dari kantong celana nya, sebuah buku berwarna hitam pekat. Tangan nya terlihat sibuk membalik halaman buku itu satu persatu sampai ke halaman yang ia tuju.
"Lets see... Naruto Universe uh ? nama yang cukup aneh untuk Universe. hmm... dimana Ninja dan Bijuu eksis, menarik.. sangat menarik" ucap nya dengan seringai menghiasi mulut nya. lalu membaca informasi lain dari universe tersebut.
"Sisa waktu 367 tahun lagi.. sial, kalau begitu aku tidak bisa menghancurkan nya.." Ucap nya dengan santai, tatapan nya kembali ke layar tersebut lalu tersenyum. "Kalau begitu, aku akan turun kesana dan memberikan anak itu dengan setengah dari kekuatan ku.."
Kalimat tersebut membuat kedua Dewi kembar di depan nya terkejut tidak percaya, Manusia dengan setengah kekuatan dari Dewa Kehancuran ?
"Tapi kau tidak bisa lakukan itu Nii-san! Apa yang terjadi bila anak itu berbuat seenak nya dengan kekuatan mu?" Balas Yami, ucapan nya memiliki alasan, jika anak itu menggunakan kekuatan tersebut seenak nya, dunia itu akan hancur sebelum waktu nya.
"Kamu benar Yami.. tapi bila itu terjadi, aku sendiri akan menghadapi nya" Jawab Arch dan memasukan kembali buku nya kedalam kantong celana nya.
"Tapi-"
"Tidak ada tapi Kami..."
Sebelum sang Dewi kembar mengatakan apapun, Saudara mereka sudah menghilang dari pandangan mereka, mereka hanya bisa mengalah dan kembali fokus pada layar tadi, memikirkan apa yang di lakukan saudara mereka itu salah atau benar..
-Konohagakure No Sato-
"KEMBALI KESINI, DEMON !"
"KAU MEMBUNUH ORANG TUA KU, DEMON BRAT !"
"WE WILL FINISH THAT YONDAIME START !"
Ya.. teriakan itu sudah biasa di telinga sang 'Demon Brat', Uzumaki Naruto. Anak berumur sekitar 4 tahun dengan rambut berwarna pirang, memiliki tiga whisker di masing-masing pipi nya dan membuat nya seperti rubah, tapi itu tidak menunjukan bahwa dia adalah Demon, benar kan? Sampai Sekarang dia bahkan tidak tahu kenapa mereka membenci diri nya, Dia bahkan tidak melakukan salah pada mereka.. HE'S 4 YEARS OLD FOR KAMI SAKE !
Naruto pun memasuki lorong di antara gedung, mencari tempat sembunyi. tapi dia malah terjebak di jalan buntu, dengan panik dia pun berusaha sembunyi dimana saja dia biasa, namun orang yang mengejar nya sudah menutupi satu-satu jalan keluar, beberapa Ninja melempar Kunai dan Shuriken mereka ke arah Naruto, Naruto pun mencoba menghindari kunai dan shuriken tersebut, namun karena dia tidak pernah latihan untuk menghindar, Dia mendapat beberapa Kunai menancap di berbagai bagian tubuh nya, tubuh kecil nya pun terjatuh ke atas tanah dan menatap langit malam di atas nya, dia dapat mendengar tawa dan langkah kaki mendekati nya.
'Akhir nya.. aku akan mati uh ?'
Dia pun menutup mata nya, menunggu kematian nya, kematian yang sangat di harapkan oleh banyak penduduk Konohagakure no Sato. 'Setidak nya aku tidak akan di kejar-kejar lagi di alam sana..'
Setelah beberapa detik tidak terjadi apa-apa, Naruto pun mencoba membuka mata nya, hanya mendapati para penduduk yang mengejar nya membelakangi diri nya.
"Huh ?"
"APA YANG KAU LAKUKAN ?"
"DEMON LOVER !"
"Pathetic... Manu- bukan, Setan seperti kalian sama sekali tidak berhak hidup di dunia ini.." Ucap seseorang, Naruto tidak bisa melihat orang itu karena tertutup oleh para pengejar nya.
"APA YANG KAU KATAKAN AH ?" Salah satu Ninja pun melompat ke arah orang tersebut dan melakukan beberapa handsealdan siap melancarkan serangan nya "KATON : GOUKYA-"
"Die.."
Sebelum Ninja tersebut meluncurkan serangan nya, tubuh Ninja tersebut terbelah-belah menjadi potongan kecil, organ dan darah nya berceceran di mana-mana. para Penduduk dan Ninja yang lain hanya bisa terkejut melihat tersebut. dia bahkan tidak bergerak sedikit pun!
Hell.. bahkan sebelum mereka berteriak dan lari, mereka sudah menemui nasib yang sama dengan Ninja sebelum nya. terpotong menjadi potongan kecil, tidak ada teriakan kesakitan sama sekali. satu detik mereka masih berdiri satu detik kemudian mereka menjadi potongan kecil.
Naruto pun dapat melihat 'penyelamat' nya, seorang pria dengan warna rambut yang unik, setengah hitam dan setengah putih, menggunakan Tuxedo berwarna putih, mata nya berwarna kuning emas dan sebuah Katana panjang di tangan kanan nya.
Sebelum Naruto dapat mengatakan apa pun, dia pun jatuh ke atas tanah dan pingsan, lelaki itu pun mendekati nya dan menggendong nya, senyuman dapat terlihat di mulut nya.
'Penderitaan mu akan berakhir..'
.:To Be Continue:.

Jumat, 14 Desember 2012

Coup

A/N: Fic ini dibuat oleh LuthRhythm-sama dengan pairing sasusaku semoga kalian suka ;D 

Coup
NARUTO © Masashi Kishimoto
Genre: Humor/Romance
Rated: T

.:Chapter 1:.
Haruno Sakura membuka pintu putih di hadapannya, melangkah dengan cepat, lalu duduk di sofa merah dengan manis setelah meletakkan tas ranselnya di samping sofa.
"Halo," ucapnya pada pemuda di sebelahnya yang kini menonton televisi.
"Seharusnya kau mengucapkannya saat masuk ke rumahku, Sakura," sahut Uchiha Sasuke, sang pemuda yang kini sedang menonton acara Lintas Berita.
Sakura mengeluarkan ekspresi cemberut andalannya, "Kau tidak menjawab salamku, Sasuke-kun."
"Oh." Sasuke memperbesar volume televisi.
"Sasuke-kun!" pekik Sakura.
Hening.
"Hh..." Sakura menghela napas panjang. "Benar kata Ino, Gaara-kun jauh lebih baik daripada kau," ucapnya dengan niat memancing amarah sang pemuda.
Sasuke menekan tombol mute, lalu menoleh pada Sakura.
"Apa?" tantangnya dengan nada berbahaya.
"Gaara-kun jauh lebih baik daripada kau, U-chi-ha Sa-su-ke," ucap Sakura dengan nada menantang. "Lagi pula, saat kalian SMA tahun lalu Gaara-kun yang menjadi ketua OSIS, bukan kau. Jadi kau kalah, ha-ha."
Sakura lalu berdiri, mengambil tas ranselnya, lalu beranjak meninggalkan Sasuke. Namun sebuah tangan menahannya, lalu menariknya sehingga ia kini terduduk di pangkuan sang kekasih.
"Apa maumu, Sakura?" ucapnya dengan emosi tergambar di mata.
Ah, betapa ia tahu bagaimana cara memancing kekasihnya.
"Jawab salamku, Sasuke-kun." Sakura meletakkan kedua tangannya di bahu sang kekasih sembari tersenyum manis. "Halo."
Tuing!
Dan satu silangan urat pun menghiasi kening sang Uchiha.
.
.:*:.
.
Butir per butir keringat menetes dari pelipis sang Uchiha yang kini sedang bermain playstation kesayangannya. AC kamarnya mati dan tukang servis baru akan sampai dua jam lagi. Beruntungnya, sang kekasih kini ada di kamarnya, tepatnya di atas tempat tidurnya, membantunya berkonsentrasi dalam memainkan permainan favoritnya, berbau sepakbola, tentu saja.
"Sasuke-kun," panggil sang kekasih.
"Hn?" jawabnya singkat tanpa mengalihkan perhatiannya dari televisi di hadapannya.
"Kenapa di sini panas sekali?" tanyanya seraya memeluk guling yang terlihat begitu empuk.
"Karena AC-nya mati," jawab Sasuke singkat.
"Kenapa AC-nya mati?" tanya Sakura kembali.
"Karena AC-nya rusak, Sakura."
"Kenapa bisa rusak?" Sakura kini memandang layar televisi yang menggambarkan 22 orang sedang bermain bola.
"Karena kau terus bertanya."
Puk!
Sebuah bantal sukses mendarat di kepala sang Uchiha, namun tetap saja, sang pemuda tidak mengalihkan sedikit pun pandangannya dari layar.
"Sasuke-kun, pacarmu yang mana seorang wanita sedang berkeringat di sini, di atas tempat tidurmu, apa kau tidak merasakan apa pun?"
"Tidak," jawab sang kekasih cepat, tanpa keraguan.
Puk!
Bantal kedua sukses mendarat di kepala Sasuke, namun lagi-lagi, tak ada hasil.
"Gay," rutuk Sakura dengan perlahan, namun masih dapat Sasuke dengar.
Tentu saja sang Uchiha ingin membalas, namun sepertinya lebih baik ia diam dan dipanggil gay sementara, daripada diganggu waktu bermainnya untuk pembicaraan tidak berujung.
Dan Uchiha Sasuke pun menyengir dalam diam, senang karena akhirnya sang kekasih pun berhenti bertanya.
.
.:*:.
.
"Sasuke-kun, kau sedang apa?" tanya sang gadis yang masih berbaring di atas tempat tidur kekasihnya seraya memeluk guling.
Pemuda yang kini sedang mengutak-ngatik laptop di atas tempat tidur yang sama terlihat tidak terlalu mengindahkan sang gadis. "Mengerjakan tugas kuliah, Sakura."
"Oh," jawab Sakura sembari menatap kekasihnya lekat-lekat.
Keringat Sasuke membanjiri keningnya karena tukang servis yang ia panggil belum kunjung datang.
"Sasuke-kun."
"Hn," sahutnya.
"Apa kau benar-benar gay?" tanya Sakura dengan ekspresi penuh harap.
"Tidak," jawabnya singkat.
"Jadi kau bukan gay?"
"Iya."
"Apa kau bisa bernyanyi lagu korea?"
"Tidak."
"Bisa break dance?"
"Tidak."
"Apa kau punya bulu dada?"
Krik.
Hening. Sasuke menghentikan kegiatan mengetiknya seketika. Ia kini menatap sang gadis yang kini sedang memeluk guling yang selalu ia pakai, dalam diam. Sang gadis menatapnya dengan dua alis terangkat, menunjukkan ekspresi penasarannya yang menuntut untuk dijawab.
"Sakura," ucap Sasuke menatap Sakura tepat di mata.
"Ya, Sasuke-kun..?" Sakura balas menatapnya, memutuskan untuk tidak memutuskan pandangan.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya sang Uchiha yang kehabisan akal.
"Karena kata Ino kalau pria gay, bisa bernyanyi lagu Korea, bisa melakukan break dance, dan memiliki bulu dada itu seksi."
Krik.
Sasuke diam sejenak, terhenyak.
"Kau pasti lapar."
Beberapa detik berikutnya Sasuke membuka atasannya, melemparnya ke sembarang arah, menelepon restoran cepat saji untuk memesan beberapa makanan, lalu kembali mengerjakan tugas kuliahnya.
Memiliki kekasih seperti Sakura yang bodoh saat lapar dan kamar yang panas bukan main cukup membuatnya kualahan.
"Sasuke-kun..." panggil Sakura dengan perlahan hampir seperti bisikan.
Sasuke menghentikan kegiatan mengetiknya, menarik napas dalam-dalam sebelum membuangnya, lalu menatap Sakura, mencoba sabar. "Ada apa lagi, Sakura?"
Tentu saja Sasuke menyadari bagaimana mulut Sakura terbuka dan menatap dada bidangnya yang tak terlapisi apa pun sebelum menaikkan pandangannya untuk menatap dirinya.
Masih dengan mulut terbuka dan ekspresi kosong Sakura mengatakan, "...kau seksi."
Krik.
Catatan: Seorang Uchiha Sasuke tidak memiliki bulu dada
.:*:.

"Sasuke-kuun!" rengek Haruno Sakura sembari mengguncangkan Uchiha Sasuke yang kini terlelap. Lima menit sudah ia berusaha membangunkan kekasihnya, namun nihil, sang pemuda tetap tidur dengan nyenyaknya.
"Sasuke-kuun! Hari ini kan car-free day! Kau bilang mau menemaniku bersepeda!" Sakura masih belum menyerah untuk membangunkan si pemuda yang tengah terlelap.
Uchiha Sasuke akhirnya merespon. Ia bergerak, menarik selimut yang tadinya berada di pinggang, hingga kini menutupi seluruh badannya, bahkan pucuk kepala sekalipun. "Besok," gumamnya parau.
"Besok bukan car-free day, Sasuke-kun! Jangan mencoba membodohiku, aku sedang tidak lapar," keluhnya.
Sakura pun menghela napas, lalu melepaskan sepatu kets yang sedang ia pakai. Setelah melepaskan sepatu, Sakura pun turut masuk ke dalam selimut dan memeluk sang kekasih.
"Sakura..." ujar Sasuke parau. Ia memaksa matanya terbuka untuk menatap sang kekasih berambut merah jambu yang kini berbaring dengan tangan melingkari pinggangnya.
"Jadi, apa kita berangkat sekarang?" tanyanya tanpa menghiraukan panggilan sang kekasih, dengan senyum termanisnya.
"Hh..." Sasuke menghela napas sejenak. Ia lalu bangkit dari tidurnya untuk duduk, lalu mengacak rambut sang gadis.
Sasuke pun berdiri dari tempat tidur, mengambil bantal, lalu melangkah keluar kamar.
"Besok."
Puk!
Sebuah bantal sukses mendarat di kepalanya telak. Tapi, toh, timpukan itu tidak mengurungkan niatnya untuk melanjutkan tidur di sofa ruang tengah.
"Sial," rutuk Sakura kesal.
.
.:*:.
.
Grauk!
Sasuke terlonjak dari tidurnya, duduk seketika karena rasa sakit yang ia rasakan di pundak kanannya.
"Sakura..." ujarnya dengan nada yang berbahaya.
Tangan kirinya kini tengah sibuk mengelus pundak kanannya yang sukses digigit oleh kekasihnya yang kadang sangat menyebalkan menurutnya.
"Ba-ngun!" ujar Sakura tak mau kalah. "Kau tidak boleh bangun terlalu siang, Sasuke-kun." Sakura kini berdiri dengan menolakkan kedua tangan di pinggang.
"Memangnya kenapa kalau aku bangun siang?"
"Nanti kau penyakitan, tauk!"
"Memangnya kenapa kalau aku penyakitan?"
"Kalau kau penyakitan aku yang susah, Sasuke-kun. Aku kan tidak ingin punya suami penyakitan."
Sasuke menyeringai.
"Siapa yang bilang aku mau jadi suamimu?" ledeknya seraya menatap Sakura yang menatapnya tidak percaya sejenak, lalu memerah pipinya karena menahan malu.
"Percaya diri sekali kau," lanjut Sasuke dengan seringai semakin lebar. Melihat Sakura yang kini berdiri di hadapannya dengan wajah menahan malu mau tidak mau sedikit membuatnya merasa geli. Ia tarik tangan Sakura untuk duduk di pangkuannya. "Lagipula aku begadang untuk mengerjakan tugas kuliah."
Tangan kanan Sasuke kini melingkar di pinggang sang gadis, sedangkan tangan kirinya mengacak rambut merah jambunya.
"Kenapa kau mengerjakan tugas terus?" tanya Sakura masih dengan pipi merona.
"Karena memang sedang ada tugas, Sakura," ujar Sasuke seraya mengecup pundak Sakura. "Menurutmu kalau aku tidak mengerjakan tugas, apa yang akan terjadi?"
"Ng... dikeluarkan?"
"Kalau dikeluarkan bagaimana?" Kini Sasuke sibuk mengecup bahu sang gadis.
"Kau susah dapat kerja, lalu kau tidak bekerja, akhirnya kau berakhir miskin," jelas Sakura mengira-ngira.
"Pintar. Memangnya kau mau punya suami miskin?" tanya Sasuke di sela kesibukannya mengecup leher Sakura.
Sakura menyeringai.
"Siapa yang bilang aku mau kau jadi suamiku, Sasuke-kun?"
Sasuke menghentikan kegiatannya seketika. Kini ia menatap Sakura yang tengah menyeringai dalam-dalam.
Ah, asyiknya balas dendam.
"Oh iya," Sakura berdiri, menatap kekasih yang bungkam, "kau belum mandi, bau."
Dan Sakura pun tertawa akan kemenangan mutlaknya.
Pesan moral: jangan mencari masalah dengan Haruno Sakura yang sedang tidak lapar.
.
.:*:.
.
Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat sebelum garis batas lampu merah. Sakura, yang kini duduk di sebelah bangku kemudi, sibuk bernyanyi lagu yang tengah diputar.
"Baby, you have become my addiction, I'm so strung out on you, I can barely move but I like it," nyanyinya hapal di luar kepala.
"Astaga, Sasuke-kun! Suaranya Ne-yo keren banget!" pekik Sakura penuh kagum. "Kapan ya Ne-yo konser lagi di sini?" Sakura tampaknya tidak dapat menahan godaan untuk tidak memuja suara sang penyanyi.
"Biasa," komentar Sasuke tanpa ekspresi berarti. Tangan kirinya pun segera tergapai untuk mematikan lagu yang berulangkali diputarkan sang kekasih.
Grauk!
"Aw!" Sasuke terlonjak kaget karena rasa perih di pundak kirinya. "Sakura!" bentak Sasuke yang kesal karena kena gigitan Sakura untuk kedua kalinya hari ini.
"Suara Ne-yo jauh lebih bagus daripada suara melengkingmu yang seperti gay itu, Sasuke-kun!" ketus Sakura tanpa nada ragu.
Sasuke memutar bola mata, kesal karena kembali membahas masalah gay-tidak gay. Ia memutar otak untuk menghentikan kekonyolan ini.
"Baiklah kalau kau mau aku jadi gay," tantang Sasuke.
Tanpa ragu ia membuka dua kancing teratas kemejanya, membuka jendela mobilnya, lalu menatap om-om yang tengah berdiri di pinggir jalan tanpa mengindahkan lampu lalu lintas yang kini hijau.
Tentu saja sang om-om itu menyadari keberadaan Sasuke. Jangan permasalahkan jenis kelamin ataupun orientasi seksual saat pemandangan seorang Uchiha Sasuke disuguhkan dengan cuma-cuma.
Melihat sang om-om yang ditatap Sasuke merona wajahnya, Sakura pun keki. Ia segera menutup jendela mobil lalu memaksa Sasuke untuk menjalankan mobil.
"Apa-apaan itu tadi, Sasuke-kun!" pekik Sakura yang membuat Sasuke memutar bola mata begitu mobil kembali dijalankan.
"Kau yang bilang kalau aku ini gay, kan?" Sasuke kini mulai berkonsentrasi mengemudi. Sakura pun sibuk kembali mengancingi kemeja Sasuke yang menit tadi dibuka.
"Itu bukan alasan!"
"Kalau begitu jangan panggil aku gay lagi, Sakura."
Sakura tak kunjung menjawab, ia hanya diam menatap jalanan melalui kaca di sebelahnya. Karena itu Sasuke putuskan untuk menepi sejenak.
"Berhenti memanggilku gay, Sakura. Itu tidak lucu," ujar Sasuke ketika mobil yang ia kendarai sudah dipinggirkan.
"Tapi kata Ino kau gay, kau jarang sekali mencium bibirku." Sakura mengembungkan pipinya.
Sasuke menghela napas, menarik dagu Sakura ke arahnya, menciumnya tepat di bibir mengeluarkan setiap teknik yang ia ketahui. Uchiha Sasuke jenius dalam segala hal, bukan begitu?
Tentu saja termasuk seni mencium seorang gadis. Setelah memastikan Sakura kehabisan napas, Sasuke pun memundurkan kepalanya.
Sasuke menatap Sakura lekat-lekat, "Jadi, apa aku gay?"
Sakura, dengan rona kemerahan di pipinya dan napas yang terengah, menggeleng dengan cepat.
"Bagus," ucap Sasuke menyeringai, lalu melanjutkan perjalanan.
Beberapa detik berlalu.
"...kau bukan gay, kau maniak, Sasuke-kun," bisik Sakura pelan, membuat sang pemuda tidak dapat mendengar ucapannya.
Uchiha Sasuke merasa menang karena tidak lagi dipanggil gay. Sayang sekali ia tidak sadar kalau kini nama panggilannya akan berubah menjadi maniak.
.
.:*:.
.
Sakura melangkah perlahan dengan piring kecil berisi irisan tomat di tangannya. Tak lama setelah itu, ia meletakkan piring tersebut di hadapan Sasuke yang langsung mengambil irisan tomat yang disajikan.
"Paman dan Bibi ternyata belum pulang," ujar Sakura lemas setelah mendudukan dirinya di kursi yang bersebrangan dengan Sasuke.
"Hn." Sasuke masih sibuk dengan tomatnya.
"Padahal aku pikir mereka sudah pulang, jadi aku dapat oleh-olehnya sore ini." Sakura menatap Sasuke lekat dengan dagu bertumpu pada kedua tangannya.
"Hn." Sasuke masih sibuk dengan tomatnya.
"Sasuke-kun?"
"Hn."
"Apakah tomatnya enak?"
"Hn."
"Apakah kau bisa mengatakan hal lain selain 'hn'?"
Sasuke masih sibuk dengan irisan tomatnya yang lezat.
"Hn."
"Apakah kau tahu kau itu emo sangat?"
"Hn."
"Apakah kau pernah merasa cantik?"
Sasuke masih sibuk memakan tomatnya yang menggiurkan.
"Hn."
"Apakah aku boleh meminta toma—"
"—tidak."
Sakura menghela napas; Sasuke masih sibuk dengan irisan tomatnya.
"Sasuke-kun."
"Hn."
"Apakah ada hal lain yang menarik untukmu selain tomat di piringmu?"
"Ada."
Okay, Sakura kini merasa senang bukan main.
"Apa?" tanya Sakura dengan mata berkilat oleh antusiasme.
Sasuke mendongak, menatap Sakura tepat di mata sebelum menjawab, "Tomat yang lainnya."
Duak!
Kepala Sakura terbentur keras pada meja makan yang terbuat dari kayu jati.
And that's what they called 'Headbang'.
.
.:*:.
.
"Bagaimana jika kuberi keperawananku?"
Kalimat Sakura yang memecah keheningan yang terjadi selama lima menit lalu sukses membuat Sasuke sontak menatapnya.
"Apa masih lebih menarik tomat itu daripada keperawananku, Sasuke-kun?" pancingnya lagi.
Sakura sadar betul, hargadirinya dipertaruhkan di sini.
"Nanti," respon Sasuke singkat.
"Maksudmu?"
"Nanti, setelah irisan tomatnya habis."
Tuing!
Silangan urat muncul di kening Sakura.
Cukup sudah, sudah cukup. Bagaimana bisa keperawanannya dihargai irisan tomat?
Setelah menghabiskan tomatnya yang tersedia, Sasuke berdiri, menarik tangan Sakura ke arah kamar sang gadis. Dalam hati, Sasuke bersyukur selalu membawa alat kontrasepsi di dompetnya untuk keadaan 'darurat'.
"Mau ke mana?" tanya Sakura, tidak menuruti tarikan Sasuke untuk berdiri.
"Tentu saja ke kamar, kau mau di sini?" jawab Sasuke setengah meledek.
"Nanti," respon Sakura singkat.
"Maksudmu?"
"Nanti, setelah kita menikah, Sasuke-kun." jawabnya dengan senyuman termanis. Ah, tentu saja senyuman manis kemenangan karena berhasil membalas perkataan sang kekasih. Sakura lalu berdiri melewati Sasuke untuk menonton televisi di ruang tamu seraya mencium leher dan meniup telinga Sasuke sejenak dalam prosesnya.
Haruno Sakura pun berlalu, meninggalkan Uchiha Sasuke dengan... err... pokoknya dengan 'itu' lah.
Pesan moral: balas dendam memang benar-benar menyenangkan.
.
.:*:.
Haruno Sakura mengetuk pintu kediaman Uchiha Sasuke keras.
"SASUKE-KUUN! BUKA PINTUNYAAA!" teriak Sakura agar dapat masuk ke rumah sang Uchiha untuk menjauh dari cuaca berangin ini.
Tubuhnya dibalutkan blazer dan rok span mini, menandakan baru saja pulang dari kerjanya. Lelah bukan main, karena itu ia iri pada kekasihnya yang mengambil cuti pada hari yang dingin ini.
Ceklek.
"Haruskah berteriak, Sakura? Apa gunanya bel kalau begitu?" ujar sang Uchiha setelah membukakan pintu. Sakura pun langsung memeluk Sasuke begitu melihat sosok tersebut tanpa peduli omelannya.
"Tak tahu kah kau kalau manusia sedang kedinginan ia tidak bisa berpikir jernih?" jawabnya.
Sakura lalu menyusupkan tangannya ke dalam jaket sang Uchiha hingga ke punggungnya, mencari kehangatan.
Sasuke yang tahu tak akan bisa berdebat dengan Sakura pun hanya menghela napas panjang, lalu menutup pintu agar sang angin dingin tidak dapat menyusup masuk ke rumahnya yang lebih hangat. Tangan Sasuke pun mengelus punggung Sakura, memberikan gerakan yang menghangatkan hati maupun tubuh Sakura secara bersamaan.
Inilah yang Sakura cintai dari Sasuke, talk less, do more.
Tak perlu kata-kata, ia tahu dan yakin Sasuke mencintainya.
Sakura mendalamkan pelukannya pada Sasuke, menenggelamkan wajahnya di tengkuk sang kekasih.
"Sasuke-kun," panggil Sakura sembari mengendus tengkuk Sasuke.
"Hm?"
"…kau belum mandi ya?" Sakura melepaskan pelukan dari Sasuke dan menatap mata sang kekasih. Sasuke terlihat sedikit sebal karena tak lagi memeluk sang gadis.
"Masih pagi," jawab Sasuke sembari berlalu menuju kamarnya, meninggalkan Sakura yang menatap jam dinding dengan bingung.
Tiga sore.
Okay, tiga sore. Jelas bukan pagi.
Sakura yakin setengah mati bahwa Sasuke dari tadi pagi pasti sibuk bermain playstation.
Ah, ganteng-ganteng cacat—keluh Sakura dalam hati.
.
.:*:.
.
"Sasuu-kun!"
Hening.
"Saaaasuuu-kyun!"
Masih hening.
"Sasuuu-nyan!"
Tak ada jawaban.
"Saaasuuu-pyooon!"
Masih tak ada jawaban.
Puk!
Sebuah bantal mendarat dengan telak di kepala.
Krik.
Masih hening.
"Sasuuukeee-kuuun!"
Masih, tetap, selalu tak ada jawaban.
"LALALALA HALO LELAKI TAMPAN DI SANA LALALALA—"
"—Sakura..."
"—oh, Tuhan! Akhirnya ia bica—"
"—bisakah kau diam?"
Puk!
Kembali, sebuah bantal mendarat di kepala sang pemuda yang sedang bermain playstation.
"Ugh!"
.
.:*:.
.
"Sasuuu-kuuun!"
Hening.
Sudah cukup, cukup sudah. Sakura pun menggerakkan tangannya, mencari bantal untuk kembali menimpuk sang pemuda. Tapi apa daya, segala amunisi telah terpakai percuma.
Karena itu Sakura berdiri dari tempat tidur sang kekasih, memeluk guling berlapiskan kain merah marun di tangan, melangkah untuk berhenti tepat di belakang sang kekasih yang kini memunggunginya untuk menatap layar televisi.
Sakura tarik kencang bagian belakang rambut Sasuke yang mencuat, hingga membuat Sasuke terjengkang ke belakang.
"Astaga Sakura..." keluh Sasuke dengan suara kualahan yang mencoba sabar seraya menekan tombol start pada stick playstation-nya.
Sakura yang berdiri kini menunduk menatap sang kekasih yang berbaring di lantai masih dengan memeluk guling di tangan. "Demi dewa Jashin-nya Kak Hidan, Sasuke-kun! Umurmu sudah 26 tahun tapi kebiasaanmu asik dengan PS tanpa memerhatikanku masih sama seperti saat kita remaja dulu! Tak bisa kah kau berubah menjadi lebih dewasa, wahai Sasuke-san?" omelnya panjang lebar.
"Kebiasaanmu menimpukku dengan bantal juga tidak berubah, Sakura." Sasuke memutar bola mata.
"Hey! Jangan membalikkan keadaan! Kau curang!"
"Yak, tidak pernah mau kalah seperti biasa."
Kembali, Sasuke memutar bola mata.
"Sasuke-kun! Sejak kapan kau menjadi lelaki bawel seperti i—Kami-sama! Jangan-jangan kau alien!"
Krik.
Sasuke menatap Sakura dengan tatapan datar.
Hening.
Sakura berpikir dengan keras; Sasuke menatap datar dengan bosan.
"Kau ke manakan Sasuke-kun, wahai Alien-sama!" pekik Sakura sembari mengangkat gulingnya tinggi-tinggi, bersiap memukul wa—
"—kalau kau pukul wajahku dengan guling itu akan kubatalkan rencanaku melamarmu malam ini," ujar Sasuke dengan alis terangkat menantang.
Satu detik berlalu.
Sakura membeku; Sasuke berwajah datar.
Dua detik berlalu.
Sakura masih membeku; Sasuke masih berwajah datar.
Tiga detik berlalu.
Mata Sakura membulat; mata Sasuke membulat.
"APA?" Sakura memekik kencang.
"Lu-lupakan." Untuk pertama kali, sang Uchiha tergagap.
"Kau—"
"—lupakan, Sa—"
BUAK!
Sebuah guling mendarat di wajah tampan Uchiha Sasuke dengan cepat dan telak. Telak. Sangat, sangat, telak hingga membuat Sasuke berwajah kaget bukan main dan membeku karena bingung akan apa yang terjadi.
"KAU—" Sakura menunjuk wajah Sasuke yang masih belum mencerna apa yang terjadi. "—bagaimana bisa kau membocorkan rencanamu melamarku yang seharusnya adalah KEJUTAN, Sasuke-kun!" pekik Sakura dengan garang.
Pada detik berikutnya, Sakura melempar guling yang sebelumnya ia gunakan sebagai senjata ke tempat tidur dengan sembarang, lalu berlari keluar kamar dengan cepat.
Suara langkah kaki Sakura perlahan-lahan mengecil, menandakan ia menjauh.
Sasuke pun bangun dari pembaringannya di lantai, kini ia duduk, masih dengan ekspresi bingung akan apa yang terjadi. Mungkin pukulan telak di wajahnya membuatnya sedikit 'korslet'?
Suara langkah kaki Sakura kembali terdengar, masih cepat, semakin terdengar jelas, menandakan ia mendekat.
Sasuke menoleh ke arah pintu, berusaha mempersiapkan mental jika sesuatu yang aneh kembali terjadi.
"KAU—" Lagi, Sakura menunjuk Sasuke dengan ekspresi sangar. "—awas kalau kau membatalkan rencanamu melamarku nanti malam!" ancamnya singkat lalu kembali berlari keluar rumah sang kekasih.
Krik.
Krik krik.
Sasuke diam dalam keheningan, memutar otaknya yang jenius untuk memroses hal yang unik (jika tidak mau dibilang aneh).
Tiga detik berlalu; seekor burung berkicau; Sasuke masih diam.
Detik berikutnya, Sasuke pun bergerak, meraih stick PS, menekan tombol start, lalu melanjutkan permainan bola dalam keheningan.
Catatan: Uchiha Sasuke kalah 13-2 pada permainan bola kala itu.
Catatan akan catatan: Sasuke berpikir mungkin seorang Haruno Sakura hanyalah ilusi belaka.
.
.:*:.
.
Haruno Sakura dengan gaun indah membalut tubuhnya berjalan dengan anggunnya ke pintu masuk rumah sang Uchiha Sasuke. Sepatu hak tinggi yang ia pakai menambah kesan kelas atas pada dirinya yang kini berjalan dengan perlahan.
Tangannya tergapai mencoba membuka gagang pintu: gagal. Pintu terkunci. Namun tak masalah, ia punya kunci cadangan.
Tangannya kini merogoh tas pesta kecil di tangannya: tak ada. Kuncinya tak ada di sana, ia baru ingat kuncinya ada di dompetnya, sedangkan sang dompet terlalu besar untuk dimasukkan ke dalam tas pesta, karena itu ia tinggalkan di rumahnya.
Namun tak masalah, ia bisa menekan bel rumah untuk dibukakan pintunya oleh sang empunya rumah.
Ting ting.
Bel rumah berbunyi, menyebabkan sebuah derap langkah terdengar mendekat untuk membukakan pintu.
Ceklek.
Di sanalah terlihat, seorang pria tampan dengan celana training biru tua dan jaket hitam di atas kaus putih oblo—tunggu. Apakah ada kesalahan di sini?
"Sasuke-kun..." Sakura memandang Sasuke dengan sebelah alis terangkat, begitupun sebaliknya.
"Kau mau ke mana, Sa—"
"—tidak kah kau seharusnya ganti baju?" Sakura memotong ucapan Sasuke yang menatapnya heran.
"...untuk?" tanya Sasuke ragu.
"...melamarku?" jawab Sakura dengan pertanyaan.
Hening.
Krik.
"Oh..." respon Sasuke singkat.
Krik.
Sasuke merogoh kantung jaket hitam yang kini ia kenakan, mengambil sebuah cincin bermatakan berlian, meraih tangan kanan Sakura, menyisipkannya di jari manis sang kekasih sembari berkata, "Februari tahun depan kita menikah."
Dan di sanalah Uchiha Sasuke melamar Haruno Sakura.
Tanpa pertanyaan 'will you marry me?' (bahkan dengan sebuah perintah).
Di ambang pintu rumah (bukan di sebuah restoran mewah).
Dengan kaus putih oblong (di mana seharusnya setelan tux yang dipakai).
Melalui sebuah cincin telanjang (tanpa kotak merah marun berbentuk hati).
Berdiri dengan tegaknya sang pelamar (yang mana seharusnya ia berlutut layaknya bangsawan dimabuk cinta).
Di ambang pintu kediaman Uchiha Sasuke, Haruno Sakura menangis; Uchiha Sasuke menyeringai.
.
Grauk!
Dan sebuah gigitan mendarat di pundak sang Uchiha, lagi.
.
Catatan: Sasuke menyeringai karena menurutnya Sakura menangis bahagia.
Catatan dalam catatan: Sakura menangis karena berpikir mungkin ia jatuh cinta pada pria yang salah.
Catatan lainnya: Haruno Sakura berpikir mungkin seorang Uchiha Sasuke adalah sebangsa alien
.:*:.
[Masalah]
"Jadi, kalian mau pilih warna apa?" tanya seorang pemuda bernama Sai seorang Event Organizer.
"Merah jambu," / "Hitam," ujar Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke bersamaan.
Pada detik selanjutnya, Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke saling bertatapan tajam.
.
[Penyelesaian]
"Sasuke-kun!" pekik Sakura dengan cukup keras. "Bagaimana bisa kau mengacaukan rencanaku dan bagaimana mungkin sebuah acara pernikahan bertemakan warna hitam! Kau pikir ini acara apa? Acara merayakan meninggalnya seseorang, hah?" Sakura menolakkan kedua tangannya di pinggang dan menatap Sasuke yang kini sedang memakan tomat di dapur dengan tatapan tajam.
"Setidaknya hitam lebih bagus daripada merah jambu," jawab Sasuke seraya menyantap irisan tomatnya yang selanjutnya. "Memangnya ini acara ulang tahunmu yang ke tujuh belas?" sindir Sasuke dengan tatapan datar.
"Tapi teman kuliahku dulu juga pernikahannya bertema warna merah jambu!"
"Bohong."
"SERIUS!"
"Cih, kalau begitu pasti prianya banci."
"Oh ya? Pasangannya binaragawan, Sasuke-san."
"Binaragawan itu banyak yang gay."
"Dia bukan gay! Buktinya dia menikah dengan temanku!"
"Kalau begitu temanmu waria," jawab Sasuke dengan santai.
"Temanku seratus persen wa-ni-ta!"
"Kau telah dibohongi." Sasuke mengambil irisan tomatnya selanjutnya.
"Aku tidak dibohongi! Aku pernah mandi dengannya dan aku lihat jelas dia wanita!"
Sasuke tertegun.
"...apa?" Kini Sasuke melupakan tomatnya sejenak dan menatap Sakura lekat-lekat. "...kau pernah mandi dengan waria?"
"Dia bukan waria!" Sakura mulai emosi. "Kenapa? Kau iri?"
Sasuke mulai menata pikirannya. "Tidak," jawabnya yakin, "saat kita menikah nanti, aku bisa mandi sebanyak yang kumau denganmu." Sasuke melanjutkan memakan irisan tomat selanjutnya. Berusaha terlihat keren padahal hatinya iri setengah mati.
Tuing!
Silangan urat mampir di kening sang Haruno.
Dengan cepat Sakura mengambil piring berisi irisan-irisan tomat Sasuke dan membuangnya di tempat sampah dapur.
"Akan aku buang semua tomat di kulkas kalau kau tidak menelepon Sai dan mengubah warna dekorasi dari hitam menjadi merah jambu," ucap Sakura cepat dan tegas, tanpa menyisakan celah untuk sebuah interupsi.
Sasuke terlihat sedikit kesal sejenak, lalu kembali dapat menata emosinya. "Aku bisa membeli lagi nanti."
"Oh ya?" Sakura menyeringai sembari mengangkat alis menantang. Pada detik berikutnya, Sakura merogoh tas yang kini tersampir di bahunya, mengeluarkan sebuah dompet hitam. "Kau pikir di mana dompet berisi uang dan kartu ATM-mu, Sasuke-kun?"
"Kau cukup pintar, Sakura." Sasuke menyeringai. "Namun, sayang sekali, aku masih bisa meminjam uang Naruto, Itachi, bahkan Neji," ujarnya santai setengah mengejek.
Cih.
Sudah cukup, cukup sudah.
Sakura berjalan ke meja makan tempat Sasuke berada,—BRAK!—menggebrak meja tersebut keras, dan menatap Sasuke tajam.
"Ubah warna dekorasi pernikahan SEKARANG JUGA atau kau tak akan dapat jatah malam pertama untuk empat bulan pernikahan!" ancam Sakura. Sasuke membuka mulut untuk mengatakan 'tidak masalah', tetapi sepertinya, sebelum Sasuke merespon 'harga awal', Sakura dengan cepat sudah lebih dulu menyelak dengan menaikkan 'harga penawaran', "—ralat. Satu tahun!" yang akhirnya berhasil membuat Sasuke Uchiha diam dan bertekuk lutut menyerah.
Dengan terpaksa ia menelepon Sai untuk mengubah dekorasi warna hitam pernikahannya menjadi merah jambu.
Ups, tak lupa kini Uchiha Sasuke berkeringat dingin kepalan tangannya karena memikirkan kalau-kalau ia dipaksa memakai setelan tux berwarna merah jambu di pernikahannya kelak.
Tentu saja kini sang Uchiha setengah mati berusaha tidak memikirkan bahwa kini harga dirinya yang ia pikir seharga sepuluh matahari dan dua puluh purnama ternyata hanya senilai sebuah malam pertama.
Cih—decih Sasuke dalam hati.
Pemenang: Haruno Sakura
.
.:*:.
.
Uchiha Sasuke baru saja menyikat giginya saat mendengar pintu kamarnya terbuka. Sasuke pun keluar dari kamar mandi di dalam kamarnya, lalu menemukan sang kekasih tengah tiduran membelakanginya di tempat tidur miliknya seraya menggunakan selimut.
Tanpa ragu, Sasuke menyelinapkan diri ke dalam selimut yang sama, lalu memeluk sang kekasih dari belakang.
"Kau belum pulang, hm?" tanya Sasuke seraya mengecup bahu Sakura.
"Kau mengusirku?" responnya dengan nada datar.
"Menurutmu?"
"Tidak."
"Pintar." Sasuke melanjutkan kegiatannya, kini menaikkan kecupannya ke leher jenjang Sakura. Sakura tidak merespon, maka dari itu Sasuke tahu pasti ada yang salah.
Sasuke pun memosisikan diri kembali. Tangan kiri masih melingkar di pinggang Sakura sedangkan tangan kanan ia gunakan untuk menopang kepalanya agar lebih tinggi.
"Ada apa?" tanya Sasuke saat merasa telah nyaman dengan posisinya.
"Hh..." Sakura memutar tubuhnya, kini menghadap Sasuke seutuhnya. "Aku takut..."
"...takut? Takut akan?"
"Kau." Sakura menatap Sasuke tepat di mata.
"Eh?"
"Apakah nanti setelah menikah kau akan memukulku?" Air mata Sakura terlihat menggenang di pelupuk matanya.
"Apa?"
"Apakah nanti setelah menikah kau akan memukulku dan menyakiti fisikku? Misalnya jitak, tampar, dan semacamnya?"
"Sakura—"
"—aku takut..."
Sasuke tertawa kecil.
"Kenapa kau malah tertawa!" Sakura yang kesal mencubit pinggang Sasuke keras.
"Aw!" Sasuke berhenti tertawa seketika.
"Kau menyebalkan! Aku sedang bicara serius kau malah tertawa!" Sakura kini duduk menghadap Sasuke seraya menolakkan kedua tangannya di pinggang.
"Maaf, maaf. Alasanmu takut sangat menggelikan, Sakura." Sasuke berusaha menahan tawa sembari mengusap bagian yang baru saja dicubit keras oleh Sakura.
"Maksudmu?"
"Coba kau ingat-ingat, siapa yang selama ini selalu main kekerasan? Cubit, gigit, tampar, jambak, timpuk bantal, bahkan pernah menimpuk laptop tepat di wajahku."
"...err, aku?"
"Pernah aku membalas?"
Sakura terpaku menatap Sasuke. "...tidak," gumamnya. Beberapa detik kemudian, Sakura tersenyum pada calon suaminya. "Kau bahkan memelukku setelah kutimpuk wajahmu dengan laptop, berusaha menenangkan emosiku padahal saat itu hidungmu mimisan karena terkena timpuk dengan telak."
Sasuke menyeringai saat Sakura kembali ke posisi tidur dan memeluknya erat.
"—tunggu!" Sakura melepaskan pelukan dengan segera dan Sasuke merasakan sesuatu yang aneh pasti akan keluar lagi dari mulut sang calon istri.
"Seorang Sasuke tidak akan bersikap semanis ini! Kau pasti alien!"
Krik.
Sasuke memutar bola mata bosan, "Astaga, Sakura, jangan kumat lagi."
Sakura segera bangun dari posisi tidurnya dan duduk di perut Sasuke (err... Alien) untuk menindihnya. Dengan cepat Sakura mencubit kedua pipi Sasuke agar dapat menatap dengan jelas.
"Wahai, Alien-sama—"
Sasuke memutar mata, memimpikan hari saat Sakura akan bersikap dewasa.
"—aku mencintaimu," bisiknya cepat.
Mata Sasuke membulat kaget mendengar ucapan Sakura, lalu menyadari kini bibirnya telah dilumat habis oleh sang calon istri, hanya untuk sementara.
Karena selanjutnya, permainan dipimpin oleh sang Uchiha, seperti biasa.
Ah, bahkan sempat-sempatnya ia menyeringai kala sedang berpagutan.
Dasar Uchiha!—batin Sakura tepat sebelum benaknya serasa melayang ke angkasa.
.
.:*:.
.
.
"You may kiss your bride," ucap sang pastur dengan wibawanya yang begitu kental.
Tak memakan waktu lama, Uchiha Sasuke pun segera mencium bibir sang kekasih yang kini telah resmi menjadi istrinya. Ciuman tersebut berawal cukup mulus, dengan begitu lembut Sasuke menyapu bibir ranum Sakura. Selanjutnya pun masih lem—
Tunggu.
He-hey, tunggu dulu! Kenapa itu menggunakan lidah? A-astaga! O-oke, mungkin ini hanya akan berlangsung sementara. I-iya kan?
Sang pastur menelan ludah, satu menit telah berlalu, ciuman tersebut masih berlangsung, mempelai wanita sudah mencoba untuk melepaskan diri sedari tadi.
"Waa, Papa, aku juga mau ciuman seperti itu." Seorang gadis manis menarik-narik setelan jas sang ayah.
Dengan segera, sang ayah pun menutup mata anaknya seraya berteriak "SEMUA, LINDUNGI MATA ANAK KALIAN!"
Semua tamu di sana, langsung mengalihkan pandangan anaknya (tentu saja anaknya mengeluh karena suguhan menarik tersebut ternyata tak dapat lagi mereka tonton).
Pria yang sebelum ini berteriak kini berancang-ancang untuk berteriak kembali, "Hentikan, Teme!"
Akhirnya, setelah beberapa detik berikutnya terlewatkan, Sasuke pun melepaskan pertempuran tersebut.
Napas Sakura terengah-engah, Sasuke masih berdiri dengan tegak dan menyeringai menatap istrinya. "Selamat datang, Nyonya Uchiha."
.
Catatan mental: Sakura yakin setengah mati pernikahan (atau setidaknya ciuman) mereka tadi tidak akan dilupakan oleh para tamu.
.
...rasanya Sakura ingin mati di tempat saja.
.

Saat Haruno Sakura dan Uchiha Sasuke menikah atas nama cinta, hasilnya?—
.
.
kacau.
the end